Impian
itu akhirnya datang juga. Setelah mantap ku tulis impianku untuk mengunjungi
pulau Lombok, akhirnya sampai juga aku di pulau indah itu. Cerita kembali
bermula di stasiun Lempuyangan. Pagi itu, senin 27 Agustus aku bersama Jarot,
Udin dan Pras kembali bertemu di stasiun dengan perlengkapan ala back packer
seadanya. Tujuan perjalanan kami kini ke arah timur. Kerena Sri Tanjung
berharga tiket 35 ribu membawa kami selama hamper 15 jam hingga sampailah kami
di kota Bayuwangi.
Jam
10 malam sampailah kami di kota bayuwangi. Perjalanan yang amat panjang membuat
perut kami tak mampu lagi menahan lapar. Kami putuskan untuk mencari makan
malam itu. Entah kurang beruntung atau tertipu, makanan satu porsi di malam itu
seharga Rp.17.500,00. Sungguh angka yang fantastis bagi kami yang tabiatnya
seorang back packer yang limit uang.
Setelah
perut kenyang dengan perasaan sedikit kecewa harus mengeluarkan banyak uang
untuk makan malam itu, kami menuju ke pelabuhan untuk menyeberang ke bali.
Bukan tempat penyeberangan manusia yang kami datangi, tapi kami justru menuju
ke tempat penyeberangan truck dan bus. Disana kami menanti truck-truck yang mau
kami tebengi menuju Lombok. Ya..begitulah berpergian ala back packer, harus
pinter dan berani itungan kalau mau sampai.
Di
tempat itu kami bertemu dengan bapak-bapak ga tau siapa tapi dia menawarkan
bantuan untuk mencarikan tebengan truck. Yah…calo mungkin…tapi bapaknya baik
kok..jadi ya kami percaya aja sama bapaknya. Hampir 5 jam menunggu sambil tiduran, akhirnya dapat
juga truck yang mau membawa kami menuju Lombok. Lah…ternyata harus bayar to…tak
kira gratis..mana cukup mahal juga ternyata..satu anak 100rb..mantap kan, udah
kayak bus malam aja. Tapi kata bapaknya itu udah murah. Setelah kami hitung-hitung,
memang benar lebih murah daripada kami harus menyeberang secara manual.hehe…Cap
cus deh kami ikut truck itu.
Cerita
lucu muncul ketika perjalanan kami menebeng truck menuju Lombok. Selama
perjalanan melewati pulau Bali, sang sopir rajin untuk menyuruh kami mendekam
dan bersembunyi di balik kursi supaya tidak terlihat dari kaca depan. Sang
sopir menjelaskan bahwa sebenarnya tidak diperbolehkan truck membawa penumpang,
bisa terkena pasal kalau ketahuan. Terlebih polisi di Bali terkenal keras dan
berjiwa tilang alias jeli melihat kesalahan. Wah…keren juga ya polisi di bali,
tidak jauh beda dengan polisi di daerah rumahku Gunungkidul yang polisinya juga
terkenal jeli.hehe
Perjalanan
darat kini beralih ke perjalanan laut. Kami harus menyeberang selat Lombok
selama 4 jam untuk dapat sampai di tanah Lombok. Perjalanan laut ini sungguh
menjadi perjalanan laut terlama yang pernah saya lalui. Selama perjalanan kami
menikmati indahnya lautan yang dihiasi dengan pulau-pulau kecil nan luar biasa.
Perjalanan itu berubah menjadi menjenuhkan ketika kapal hendak merapat ke
pelabuhan, kapal berhenti selama hamper 2 jam untuk bergantian parkir dengan
kapal yang lain. Padahal kami sudah begitu tak sabar untuk menginjakkan kaki di
tanah Lombok. Daripada boring menunggu, kami habiskan waktu itu untuk
memejamkan mata hingga akhirnya kami terbangun ketika kapal mulai bergerak lagi
untuk benar-benar merapat ke pelabuhan.
Finally…..sampailah
kami di Pulau Seribu Masjid, Lombok Island. Here we create many wonderful stories.
Wait the next post for the wonderful adventures…