3726 MDPL

Jumat, 21 Desember 2012

Langkah pertama, kedua, ketiga dan diikuti langkah-langkah selanjutnya. Bersama rombongan dari tegal dan juga rombongan dari Surabaya yang kami temui di pos pendaftaran, kami melangkahkan kaki penuh tekat. Walau baru saja berjumpa, tapi dalam perjalanan itu kami semua seperti sudah kenal sejak lama. Petualangan pendakian ini menjadi seru karena adanya mereka. Memang benar apa yang dikatakan para petualang pendahulu, saat mendaki gunung semua pendaki adalah keluarga. Kita semua saling membantu disini. Keegoismean seperti lenyap begitu saja.
Selama perjalanan itu, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa. Di kanan-kiri jalur pendakian tersaji bukit-bukit dan pemandangan yang sangat mempesona. Padang rumput, kabut, burung-burung yang berterbangan membuat rasa lelah yang kadang muncul enyah seketika. Entah kenapa, kaki terasa menjadi lebih kuat untuk melangkah, punggung terasa ringan menggendong tas berisi segala macam bekal yang sebenarnya cukup berat.
Setelah tak terasa hampir 4 jam melangkahkan kaki, sampailah kami di pos 1. Hari sudah mulai sore ketika kami sampai di pos itu. Kami pun memutuskan untuk bermalam di pos itu. Pendaki lain bilang, di pos ini terdapat sumber mata air. Huh…benar-benar luar biasa. Ketika persediaan air kami menipis, akhirnya tidak perlu kuatir lagi karena di sini tersedia air bisa untuk isi ulang.
Kaki Rinjani seperti tidak mau henti-hentinya menyajikan keelokannya. Suasana malam itu benar-benar indah, langit begitu mempesona dengan hamparan bintang-bintangNya. Sang ratu malam pun tidak malu-malu untuk mempertontonkan keindahannya malam itu. Cahaya sang ratu malam cukup menerangi gelapnya tempat itu yang belum sedikitpun tersentuh aliran listrik. Hah….tak terasa malam semakin larut. Kami pun bergegas masuk tenda dan beristirahat. Kami harus hemat energy, karena perjalanan menuju puncak masihlah sangat jauh.
Sudah ku bilang, kaki Rinjani memang tak pernah mau berhenti menyajikan keindahan. Pagi di post 1 benar-benar luar biasa indah. Sun rise nan elok menjadi object indah pagi itu. Suara burung-burung bernyayi dan bukit-bukit yang mengapit post 1 menambah indah suasana pagi itu. Dan yang luar biasa, pagi itu akhirnya kami bisa melihat puncak Rinjani dari kejauhan. Wah-wah…masih begitu jauh sepertinya tempat itu dari sini.hehe
Hah….keindahan pagi itu seketika terenggut. SMS dari seorang sahabat kami rista di Jogja membawa awan hitam dan petir menyambar hati kami. Adalah sahabat kami di HIMABIO, Ardi staff ORSENI telah berpulang ke rahmatullah. Sungguh kami tidak menyangka kami bakal kehilangan salah satu keluarga kami secepat itu. Sedih memang kami tidak bisa ikut ta’ziah ke tempat almarhum. Tapi sungguh saat itu kami berjanji bahwa kami akan mendoakan sahabat kami yang tercinta itu di PUNCAK RINJANI.
Tak berlama-lama, pagi itu kami langsung cabut dari post 1 melanjutkan pendakian. Target kami hari itu adalah harus sampai di pelawangan, yakni post terdekat dengan puncak. Kabarnya, paling tidak perjalanan dari post 1 menuju pelawangan hampir 9 jam.ckckck..
Perjalanan menuju post pelawangan menyajikan cukup tantangan. Track yang terjal, mendaki dan berdebu menjadi santapan kami dalam perjalanan itu. Terik panas metahari menyengat kulit. Dalam perjalanan itu tidak jarang kami berhenti dan rehat untuk menghela nafas. Namun kembali kami seperti dikuatkan. Alam memang luar biasa indah, akhirnya dalam perjalanan itu aku bisa melihat secara langsung bunga edelwise di ekosistem aslinya. Wa….bunga  yang luar biasa.
Setelah cukup gempor kaki berjalan, sampai juga kami di pos pelawangan. Hyah…cukup heran kami setelah sampai disana. Yang benar saja, masak iya di atas gunung hampir 3200 mdpl itu ada rombongan keluarga kayak pada piknik. Mereka berseda gurau dengan menyantap makanan-makanan lezat yang disediakan oleh para porter. Haha..Rombongan orang kaya itu menyewa porter banyak banget. Pantesan, Anak kecil 3 tahun pun ternyata bisa sampai ditempat itu. Beginilah…kadang uang memang bisa menyita semuanya.
Alhamdulilah….di post ini juga kabarnya tersedia mata air. Entah seperti apa Allah menciptakan ala mini hingga menjadi amat berkah bagi makhlukNya. Kita manusia sudah sepatutnya bersyukur. Hm…mata air di post pelawangan ini lebih besar dan lebih segar disbanding yang ada di post 1 tadi. Air disini begitu dingin dan kalau dimasukkan ke botol bakal mengembun semacam air di kulkas. Segar bugar..haha. Oh iya..di post ini juga banyak sekali kawanan makaka. Mereka sangat usil dan sering mengambil makanan pendaki bila kita lengah.hehe
Post pelawangan adalah post terdekat dengan puncak. Jadi kami disini harus bermalam dan pagi-pagi sekali harus berangkat menuju puncak. Sekedar info, biasanya para pendaki memulai perjalanan ke puncak  pukul 01.00-03.00, ya…semua tentu ingin mencapai puncak sebelum matahari nongol.
Pagi itu sungguh sangat dingin. Pukul 01.30 dini hari di post pelawangan sungguh dingin menusuk tulang. Nada alarm dari masing-masing HP kami besahutan berlomba membangunkan kami dari tidur pulas. Setelah agak lama, akhirnya kami bangun juga. Pagi itu jam 2.00 kami bergegas bangun dan menyiapkan segala keperluan untuk perjalanan ke puncak. Diluar tenda udara semakin terasa amat dingin. Suasana disekitar post sudah tampak ramai dengan para pendaki yang memulai pendakian. Kami termasuk yang berangkat terakhir, ya…biasalah..akibat telat bangun dan rempongnya persiapan.hehe
Senter nyala, jaket, sarung tangan, oke…berkumpulah kami sejenak untuk memanjatkan doa kepada Sang Kuasa agar kami diberi keselamatan. Huh….mulailah kami melangkahkan kaki menuju puncak. Perjalanan menuju puncak adalah perjalanan terberat dalam pendakian gunung Rinjani. Track yang mendaki dan berkerikil adalah jalan yang harus dilalui oleh para pendaki. Dan yang benar saja….perjalanan itu memang cukup berat. Rombongan dari tegal 3 orang terpaksa berhenti dan kembali ke camp akibat satu diantara temannya cedera karena terjatuh. Wah…memang cukup sayang…padahal tinggal sebentar lagi sampai puncak.
Dengan sekuat tenaga kami melangkahkan kaki naik dan naik. Entah kami tak bisa meliahat jelas apa yang ada di kanan kiri track pendakian itu karena pagi memang masih buta. Yang ada dalam pikiran kami adalah puncak. Setiap kami bertemu pendaki lain kami saling sapa. Entah kenapa, setiap sapaan itu seperti memberikan tambahan energy bagi kami dan langkah kaki kami menjadi sedikit ringan. Naik..naik…dan terus naik…sejenak kami selingi lamngkah kaki kami dengan beristirahat untuk sekadar menenggak air dan menghirup nafas panjang. Setelah lama berjalan, kaki mulai terasa berat. Track terus saja naik dan berkerikil. Debu-debu bertebaran mengganggu nafas. Kami harus mengenakan masker.
Satu jam, dua jam, dan tiga jam….goresan warna orange, jingga, merah dan putih mulai terbentuk di ufuk timur, pertanda sun rise akan segera datang. Kami masih cukup jauh dari puncak. Pras dan Jarot sudah duluan di depan. Aku bersama udin  tertinggal dibelakang. Kami berusaha sekuat tenaga melangkahkan kaki dan terus melangkah. Kadangsetiap  10 langkah atau kadang 5 langkah kami putuskan untuk rehat. Benar-benar pendakian yang melelahkan.
Puncak sudah terlihat, sang mentari perlahan mulai menunjukkan keelokannya. Sun rises is Coming!!!!!!!!!!! Begitulah….teriakan dari seorang pendaki mengabarkan kepada pendaki lain bahwa sunrise telah datang. Seketika pandangan kami terpusat kearah timur. Subhanallah semburat perpaduan warna menghiasi munculnya sang surya. Gradasi warna yang tak akan pernah bisa terlukiskan oleh pelukis hebat sekalipun. Sungguh keindahan yang tak terlukiskan. Mata kami seperti berat untuk berkedip seolah tidak ingin melewatkan satu detik pun fenomena alam yang sungguh luar biasa itu. Kurebahkan tubuhku ke hamparan kerikil di jalur pendakian. Kembali ku tengok kearah timur, saat ku buka mata, tepat didepan mataku terdapat bunga edelweiss. Pemandangan yang semakin membuat mataku terbelalak.
Sun rise pagi itu adalah yang terindah dalam hidupku. Belum pernah sebelumnya aku melihat keindahan yang semacam itu. Lagi-lagi, Rinjani menyajikan keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan dalam hidupku.
Perjuangan belumlah usai. Aku masih belum sampai puncak. Segera setelah puas menyaksikan sunrise, aku bangkitkan tubuhku dan kembali melangkahkan kakiku. Yah…langkah demi langkah aku ayunkan. Sedikit demi sedikit, puncak semakin dekat. Dekat dan dekat. Sempat rasanya aku ingin berhenti karena rasanya kakiku sudah melampaui batas. Tapi entah kenapa, dorongan kuat muncul ketika aku pandang kearah atas. Puncak, puncak, puncak. Aku harus bisa sampai puncak. Terus aku menggurui dan member semangat diriku sendiri untuk terus melanjutkan sampai puncak. Doa selalu tercurah dari bibirku mengharap kekuatan dan keselamatan dari Sang pembuat hidup. Dan dengan cukup berat aku terus berusaha mengayunkan kaki dan menatap kearah atas.




Come on…come on…you are on the top! Terdengar pendaki bule berteriak kepada rekannya yang tak jauh dariku. Hah...sungguh….inilah hasil perjuangan hebat itu..Dengan nafas yang sedikit terengah-engah, aku rebahkan tubuhku sambil mengucap syukur. Sampailah aku di puncak gunung Rinjani. 3726 Mdpl. Puncak tertinggi ke 3 di Indonesia. Kaki ini sungguh gemetar berdiri di tanah ini. Kutarik nafas panjang, ku buka mataku dan kutengok arah sekelilingku. Rabi…..inilah ciptaanMu ya Rab…Pemandangan yang luar biasa tersaji disini. Lautan, daratan, bukit, hingga danau segara anakan terlihat dari sini. Udara begitu segar dan semakin hangat ketika mentari mulai merangkak keatas. Rasa pegal, capek, lemas musnah seketika ditelan keindahan itu. Sungguh usaha keras yang terbayar lunas.



Kami tegap berdiri di atas puncak itu. Tegap kami mencoba menutup mata. Kami arahkan pandangan kami ke atas langit. Hah….Sang pembuat hidup terasa lebih dekat di tempat ini. Teringat akan jaji kami kala itu, di sini…di puncak tertinggi Rinjani..kami serempak panjatkan doa. Doa untuk kami, untuk keluarga kami, untuk semua sahabat kami, dan doa untuk sahabat kami ardhi yang telah mendahului kita semua kembali ke Rahmatullah. Air mata coba mengalir, tapi dengan teguh ku bendung.
Inilah puncak Gunung pertamaku. Puncak Gunung Rinjani. 3726 Mdpl. Puncak yang tak akan pernah hilang dalam hatiku.
    

0 komentar:

Posting Komentar

Flowers

Flowers
The beauty Arachnis

Serangga galau

Serangga galau
The Romantic Insect

Amblyphigi

Amblyphigi
Salah satu biota penghuni ekosistem Gua
 

Browse