That Was My First Flight

Selasa, 29 Januari 2013


Pagi buta 04 Desember 2012, jam 02.00 WIB kereta progo sampai di stasiun Senen. Turun aku dari kereta itu dengan rasa kantuk. Teringat aku belum shalat isya. Dengan menggendong tas backpacker aku langsung berjalan menuju Mushola. Tapi sesampainya di sana ternyata mushola masih tutup. “Masih tutup mas, sebentar lagi juga buka. Tunggu saja disitu biasanya jam3 buka,” sahut seorang petugas penjaga toilet. Akupun harus menunggu hingga mushola buka untuk sholat.

Setelah selesai sholat aku berjalan mencari tempat singgah tak jauh dari mushola. Suasana masih sangat sepi. Hanya segelintir orang berlalu lalang entah apa yang mereka cari. Sebagian terlelap di lantai beralaskan kardus. Ya…suasana masih sama. Pagi yang dihiasi banyak nyamuk. Aku teringat saat petualanganku dulu bersama-sama kawan-kawan ke pulau Tidung. Persisi di tempat ini petualangan kami di Jakarta bermula. Sungguh rindu aku dengan masa-masa itu. Untungnya aku bawa autan. Belajar dari pengalaman itu kini aku tidak lagi menjadi korban keganasan nyamuk senen. hehe

Setelah sholat Subuh aku bergegas melangkah keluar stasiun. Pagi itu masih gelap tapi sudah ramai sekali aktivitas di luar sana. Ya..namanya ibukota sih..kota yang sangat sibuk. Yang kutuju adalah shuttle bus way Trans Jakarta. 

Setelah berjalan kurang lebih 10 menit sampai juga di shuttle bus way. Masih tutp ternyata. Tapi sudah cukup panjang antrian menunggu bukanya loket. Aku pun turut masuk antrian itu. Setengah jam menunngu akhirnya buka juga loketnya. Wah..ternyata kalau masih pagi-pagi harga tiketnya murah. Cukup 1.500 rupiah, padahal normalnya kan 3.500 rupiah. Setelah menunggu akhirnya datang juga bus way itu. Karena lelah semalaman di kereta, aku pun terlelap selama perjalanan di dalam bus way.

Tujuanku adalah rumah ibukku yang terletak di Condet, Jakarta Timur. “mas-mas…sudah sampai PGC,”seorang petugas trans Jakarta membangunkanku dari kelelapan pagi itu. Yah..untuk sampai di rumah ibu harus dilanjutkan dengan naik angkot. Gampang kok kalo cari angkot di Jakarta, asal tahu jalurnya aja. Untung udah lumayan hafal jalur angkot disini. Jadi ga bingung lagi.

Setelah naik angkot sampai juga di jalan dekat rumah ibu. Ibu sudah menantiku disana. Kuturun angkot langsung melakukan ritual, ya…berpelukan..hehe..lama ga ketemu ibu rasanya kangen…banget. Beruntung dah dapet kesempatan ini bisa sekalian ketempat ibu.

Sesampainya dirumah ibu aku langsung menuju kamar dan tepar saking capeknya. Ternyata ada bapak baru juga dirumah. Beliau belum lama pulang dari Mesir. Kami pun bercakap-cakap dan bercanda gurau. Ibu menyiapkan sarapan seraba lengkap pagi itu. Pasti, setiap kali aku berkunjung ke Jakarta, Ibu mengatakan”le..kok awakmu cilik banget to nang, tambah kuru wae,” padahal perasaan bobotku ya segitu-segitu terus. Perasaan ibu aja berarti. Hehe

Aku istirahat semalam di rumah ibu. Keesokan harinya aku harus berangkat. Semalam di tempat ibu adalah malam yang cukup indah bagiku. Tenang rasanya diberi banyak nasihat baik dari Ibu maupun dari Bapak. Mereka terlihat bangga mendengar kabar akhirnya aku bisa juga menepati janjiku. Ya…dulu beliau pernah mengajakku naik pesawat. Tapi dulu aku menolak, karena aku ingin flight ku yang pertama adalah karena usahaku sendiri. Berulang kali mereka mengajakku naik pesawat tapi aku tetap menolak. Jujur, naik pesawat bagiku adalah salah satu mimpi besarku sejak kecil. Dan kini aku mendekati mimpiku itu karena besok flight pertamaku akan datang.

Malam itu disaat aku packing ibu memberi kabar yang sedikit membuatku takut. Beliau tidak bisa mengantarku ke bandara besok karena ada kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan saat itu. Semula aku merasa tenang karena bakal ditemani Ibu ke bandara dan tidak perlu bingung masalah check in, boarding dan segala macam karena ibu udah biasa masalah kayak gituan. Tapi ternyata besok aku harus sendiri ke bandara dan aku belum tau mekanisme apa saja yang harus kulakukan disana besok. Dag, dig, dug..semalam itu pikiranku gak tenang. Karena resah, aku pun searching internet mengenai tata cara check in, boarding dan segala macem sebelum akhirnya masuk pesawat. Walau banyak informasi sudah kudapat melalui internet, tapi tetap saja rasanya resah. Takut aku besok bingung disana.

Rabu, 05 Desember 2012. Akhirnya hari itu datang juga. Aku bangun pagi-pagi untuk bersiap-siap. Walau check in pertamaku tertulis jam 09.25, tapi mengingat keadaan lalu lintas Jakarta yang padat dan rumah ibu cukup jauh dari bandara, ibu memintaku bersiap dari pagi. Kembali aku cek segala macam barang dan dokumenku. Semua sudah ku kemas rapi semalam. Takut ada yang tertinggal, kembali aku check satu demi satu. Sip..semua lengkap.

Pagi itu sekitar jam 8 ibu mengantarkanku ke PGC. Ibu langsung mencarikanku taksi. Beliau tidak mau ambil risiko karena kalau naik yang lain pasti terancam macet. Padahal semula niatku mau naik Bus saja yang murah tapi ibu bersikeras melarang. Yah..akhirnya aku naik taksi juga yang mahalnya minta ampun.

Tapi memang segala sesuatu itu ada hikmahnya. Siapa sangka di selama perjalananku menuju ke bandara aku mendapatkan ilmu banyak seputar tata cara naik pesawat. Adalah bapak supir taksi. Beliau ternyata mantan pekerja di bandara Soekarno-hatta. Dalam bincang kami beliau menjelaskan segala macam tentang tatacara naik pesawat lengkap pkoknya. Bahkan beliau menceritakan pengalaman hidupnya selama bekerja di Bandara. Sedikit cerita saja, beliau memilih walk out dari kerjanya dibandara karena ternyata pekerjaan disana banyak yang tidak halal. Beliau berkata jikalau orang-orang yang ada disana memang terlihat keren dan bijaksana, tapi ternyata mereka banyak pula yang busuk. “hah..jangan mudah tertipu penampilan mas...mereka banyak yang busuk dan mata duitan,” kata beliau. Wah..macam mana jadinya kalau petugas bandara seperti ini. Pantas saja banyak aksi penyelundupan ke bangsa ini. La wong ternyata orang-orangnya banyak yang curang. Batinku.

Yah…beruntung bagiku selama perjalan ke bandara itu mendapat banyak gambaran apa saja yang harus kulakukan di bandara. Setelah sejam perjalanan sampai juga aku di bandara. Hah…kembali Jantungku berdetak kencang. Entah kenapa masih saja aku sedikit resah. “Terminal 2 ya mas, disana pesawatnya nanti,”kembali sebelum pergi bapak sopir taksi berteriak kepadaku. Ya..inilah untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Bandara. Huh..sendirian. Harus sendirian. Aku berjalan menuju Terminal 2. Setelah sampai disana ternyata belum bisa check ini. “Setengah jam lagi mas baru boleh masuk, “ kata bapak petugas yang jaga pagi itu. Akupun menunggu disana. Tingak-tinguk seperti orang hilang saja. Daripada geje aku memilih untuk berjalan-jalan disekitar terminal 2 itu. Oh ya..aku teringat belum menukar uang dolar Singapore. Aku harus transit sehari di Singapore. Jadi untuk persiapan aku tukar sebagian uangku untuk biaya hidupku sehari disana. Alamak…yang benar saja, uang 300 ribu-nya Indonesia Cuma jadi sekitar 36 dolar Singapore. Ckckck…uang Indonesia memang kebanyakan angka ya…nilainya padahal ternyata kecil bila disbanding negara lain.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya bisa check ini juga. Aku sengaja masuk terakhir biar bisa liat orang-orang check in. Oh..ternyata kayak gitu. Sama seperti yang diceritakan bapak tukang sopir taksi tadi. Aku pun masuk dan check in. Setelah pemeriksaan, aku menuju ke loket Tiger airways. Mereka memintaku menujukkan tiket. Aku tidak kaget ketika diminta membayar airport tax sebesar 150 ribu. Aku sudah mendengarnya dari bu Tiwi dan Anand sahabatku yang sudah terbang duluan. Kabarnya hanya di Indonesia saja yang bandaranya meminta bayar airport tax. Wah…apa memang benar sih ya bangsa ini mata duitan..ckckck.

Setelah check in dan mendapatkan kartu boarding, aku diarahkan menuju bagian imigrasi. Ya..dibagian ini segala dokumenku diperiksa. Sudah aku persiapkan dan tidak ada masalah. Setelah passport di cap aku diarahkan ke gate 6 tempat aku masuk pesawat. Akupun berjalan mencara gate 6. Tidak sulit menemukannya karena di bandara banyak papan informasi yang terpampang sehingga memudahkan kita mencari dimana letak lokasi yang kita cari. Setelah sampai di gate 6, kembali dokumen dan barangku diperiksa. Sip..tak ada masalah. Mereka pun memintaku masuk ke waiting room untuk menunggu pesawat datang.

Yah…agak boring aku di waiting room. Banyak orang tapi pada sibuk sendiri-sendiri. Disini aku merasa menjadi orang yang paling tidak sibuk. Banyak orang berjas dan berdasi, banyak pula para bule. Mereka semua terlihat sangat sibuk dan tergesa-gesa menunggu pesawat. Sepertinya mereka dikejar waktu. Akupun Cuma mlongo melihat gerak-gerik mereka.



Setelah hampir sejam menunggu, akhirnya ada pengumuman sudah diperbolehkan naik pesawat. Wah..yang benar saja, langsung pada berdiri dan berlari menuju gate. Bahkan berdesak-desakan juga. Walah..ini mau masuk pesawat ternyata sama aja mau masuk kereta ekonomi. Apa susahnya sih antri sabar gitu. Wong ya pasti dapet tempat. Batinku.

Aku berjalan menyusuri lorong menuju pesawat dengan persaan gugup, apakah ini beneran. Batinku. Kulihat arah depan, seorang pramugari dan pramugara menyambut kedatangan penumpang dengan wajah berseri dan penuh senyum. Satu persatu kami diminta menunjukkan boarding pass. Setelah itu kami dipersilahkan menuju tempat duduk yang telah tertera di boarding pass. Ya….Entah semacam kebetulan atau ini merupakan anugrah dariNya aku mendapatkan tempat duduk di dekat jendela dan dari jendela itu aku bisa melihat sayap pesawat. Persis sama dengan apa yang pernah muncul di mimpiku. Huh…aku duduk di kursi itu masih dengan perasaan gugup. Sedikit-sedikit aku melihat kanan-kiri dan melihat kearah luar melalui jendela. Setelah lama menunggu, ternyata 2 kursi di dekatku kosong. Jadi aku hanya sendiri di kursi itu.

Dan sepertinya mimpi besar itu sudah tidak sabar ingin dicoret. Aku terbangun dari lamunan ketika suara pesawat mulai mendengung. Pesawat sudah mulai berjalan menuju landasan take off. Pramugari segera mempraktekkan tata cara pemakaian perlengkapan keamanan bila terjadi keadaan darurat. Tidak lama setelah itu terdengar pengumuman bahwa pesawat akan segera take off dan penumpang diminta mengenakan sabuk pengaman. Dag, dig, dug kembali jantungku berdetak kecang. Ya Allah..apakah ini nyata. Aku benar-benar masih seperti mimpi. Pesawat mulai berdengung kencang dan bergerak melaju dengan kecepatan tinggi pertanda pesawat akan segera take off. Dan ketika itu wush…aku tengok dari jendela pesawat sudah melayang meninggalkan daratan. Saat itu aku tutup mataku rapat-rapat perasaanku takut.

Take off pertama ini ternyata cukup menakutkan bagiku. Setelah posisi pesawat mendatar, aku kembali buka mata dan menengok kearah luar, kulihat daratan nampak di bawah. Tak lama setelah itu kulihat lautan dibawah sana. Perlahan pesawat naik dan menerobos awan. Ketika menerobos awan terasa goncangan terasa. Aku pun hanya menutup mata dan berdoa. Setelah kubuka mataku kembali, dan kutengok kearah luar daratan sudah tak nampak. Lautan biru kini telah menjadi lautan putih. Ya…pesawat kini telah diatas awan. Ya Allah….keindahan yang luar biasa tersaji diluar sana. Benar-benar diatas awan. Aku pernah bermimpi seperti ini dan kini aku nyata menjalaninya. Rasa takjub tiada henti melihat segala keindahan yang tersaji disana. Awan-awanputih bak kumpulan kapas. Mentari yang bersinar begitu terang. Keindahan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Sungguh aku benar-benar terbang…aku kini telah terbang..inilah salah satu mimpiku dari kecil…mimpi yang kini telah resmi tercoret.

Inilah sedikit gambar keindahan selama perjalananku terbang ke Singapore. Sungguh keindahan yang tak mampu kuucap dengan kata-kata.

Ya..itulah penerbangan pertamaku yang sekaligus mencoret salah satu mimpi besarku dari kecil. Beruntung memang, dalam lawatanku ke Thailand aku harus menempuh 2 kali penerbangan. Soeta ke Changi Singapore, setelah transit semalam baru terbang lagi dari Singapore ke Thailand. Jadi total dalam perjalananku ini selain aku diberi kesempatan menyambangi Singapore, aku juga diberi kesempatan 4 kali terbang. Wah..Sungguh luar biasa apa yang telah diberikanNya padaku dalam perjalanan ini.

Ketika dipesawat, sesuai dengan harapanku, aku selalu mendapatkan kesempatan duduk di sebelah jendela setiap perbedaan jalur terbang. Yakni saat terbang dari Jakarta ke Singapore dan ketika balik dari Thailand ke Singapore. Bahkan aku juga duduk di dekat jendela ketika penerbangan terakhir dari Singapore ke Jakarta yang merupakan pernerbangan terindah karena ketika hendak mendarat aku disambut pemandangan berupa pelangi diatas laut yang sungguh indah luar biasa. Sebelumnya juga dari atas aku bisa melihat keindahan pulau-pulau kecil Indonesia yangh tersebar di lautan. Tersadar aku akan sungguh luasnya negeri kita ini. Apalagi jika disbanding dengan Singapore. Cuma sak semut. Tapi kok ya bisa maju seperti itu.   

Penerbangan paling menyakitkan adalah penerbangan dari Jakarta ke Singapore, saat itu telingaku rasanya sakit luar biasa. Mungkin itu yang disebut dengan turbulensi kali ya. Atau mungkin baru pertama kali jadi belum terbiasa.        

Penerbangan paling membuat jantungan adalah penerbangan dari Hat Yai, Thailand ke Changi, Singapore. Cuaca mendung dan berulang kali pesawat bergetar menabrak awan. Bahkan sempat juga hujan menerjang. Dan yang paling membuat berdebar adalah ketika pesawat membelok tajam menghindari awan hitam. Wah…dari jendela aku bisa melihat sayap sampai berposisi di bawah. Saat itu hampir semua penumpang berteriak, wa…berarti memang penerbangan ini yang ekstrem. Buktinya bukan cuma aku yang teriak.hehe…

Itulah kisah penerbangan pertamaku dan sekaligus penerbangan ke dua, ketiga dan keempatku yang hanya bisa terjadi karena Anugrah dari-Nya. Sungguh inilah mimpi besar yang menjadi nyata yang akan terus ku kenang seumur hidup. Satu coretanku di tembok kamar resmi tercoret sudah. J Nantikan ceritaku petualanganku di Singapore dan Thailand yang tak kalah penuh Keberuntungan. Terimakasih atas kesediannya membaca.
 
    

3 komentar:

Anonim mengatakan...

kabarnya 2013 sudah tidak bayar tax lagi di setiap bandara. Ah nyatanya engga, gue masih aja disuruh bayar. Harusnya sudah langsung sama tiket dan bagasi.
Lagi-lagi, cuma indonesia yang rempong begini.
Btw, itu wakti ke AASIC ya is?

I.d.kurniawan mengatakan...

Mana mau Indonesia meniadakan airport tax..itukan salah satu aset penghasil uang..hehe..iya itu AASIC tahun kemarin girl..

I.d.kurniawan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

Flowers

Flowers
The beauty Arachnis

Serangga galau

Serangga galau
The Romantic Insect

Amblyphigi

Amblyphigi
Salah satu biota penghuni ekosistem Gua
 

Browse