Pagi
buta 04 Desember 2012, jam 02.00 WIB kereta progo sampai di stasiun Senen.
Turun aku dari kereta itu dengan rasa kantuk. Teringat aku belum shalat isya.
Dengan menggendong tas backpacker aku langsung berjalan menuju Mushola. Tapi
sesampainya di sana ternyata mushola masih tutup. “Masih tutup mas, sebentar
lagi juga buka. Tunggu saja disitu biasanya jam3 buka,” sahut seorang petugas
penjaga toilet. Akupun harus menunggu hingga mushola buka untuk sholat.
Setelah
selesai sholat aku berjalan mencari tempat singgah tak jauh dari mushola. Suasana
masih sangat sepi. Hanya segelintir orang berlalu lalang entah apa yang mereka
cari. Sebagian terlelap di lantai beralaskan kardus. Ya…suasana masih sama.
Pagi yang dihiasi banyak nyamuk. Aku teringat saat petualanganku dulu
bersama-sama kawan-kawan ke pulau Tidung. Persisi di tempat ini petualangan
kami di Jakarta bermula. Sungguh rindu aku dengan masa-masa itu. Untungnya aku
bawa autan. Belajar dari pengalaman itu kini aku tidak lagi menjadi korban
keganasan nyamuk senen. hehe
Setelah
sholat Subuh aku bergegas melangkah keluar stasiun. Pagi itu masih gelap tapi
sudah ramai sekali aktivitas di luar sana. Ya..namanya ibukota sih..kota yang
sangat sibuk. Yang kutuju adalah shuttle bus way Trans Jakarta.
Setelah
berjalan kurang lebih 10 menit sampai juga di shuttle bus way. Masih tutp
ternyata. Tapi sudah cukup panjang antrian menunggu bukanya loket. Aku pun
turut masuk antrian itu. Setengah jam menunngu akhirnya buka juga loketnya.
Wah..ternyata kalau masih pagi-pagi harga tiketnya murah. Cukup 1.500 rupiah,
padahal normalnya kan 3.500 rupiah. Setelah menunggu akhirnya datang juga bus
way itu. Karena lelah semalaman di kereta, aku pun terlelap selama perjalanan
di dalam bus way.
Tujuanku
adalah rumah ibukku yang terletak di Condet, Jakarta Timur. “mas-mas…sudah
sampai PGC,”seorang petugas trans Jakarta membangunkanku dari kelelapan pagi
itu. Yah..untuk sampai di rumah ibu harus dilanjutkan dengan naik angkot.
Gampang kok kalo cari angkot di Jakarta, asal tahu jalurnya aja. Untung udah
lumayan hafal jalur angkot disini. Jadi ga bingung lagi.
Setelah
naik angkot sampai juga di jalan dekat rumah ibu. Ibu sudah menantiku disana.
Kuturun angkot langsung melakukan ritual, ya…berpelukan..hehe..lama ga ketemu
ibu rasanya kangen…banget. Beruntung dah dapet kesempatan ini bisa sekalian
ketempat ibu.
Sesampainya
dirumah ibu aku langsung menuju kamar dan tepar saking capeknya. Ternyata ada
bapak baru juga dirumah. Beliau belum lama pulang dari Mesir. Kami pun
bercakap-cakap dan bercanda gurau. Ibu menyiapkan sarapan seraba lengkap pagi
itu. Pasti, setiap kali aku berkunjung ke Jakarta, Ibu mengatakan”le..kok
awakmu cilik banget to nang, tambah kuru wae,” padahal perasaan bobotku ya
segitu-segitu terus. Perasaan ibu aja berarti. Hehe
Aku
istirahat semalam di rumah ibu. Keesokan harinya aku harus berangkat. Semalam
di tempat ibu adalah malam yang cukup indah bagiku. Tenang rasanya diberi banyak
nasihat baik dari Ibu maupun dari Bapak. Mereka terlihat bangga mendengar kabar
akhirnya aku bisa juga menepati janjiku. Ya…dulu beliau pernah mengajakku naik
pesawat. Tapi dulu aku menolak, karena aku ingin flight ku yang pertama adalah
karena usahaku sendiri. Berulang kali mereka mengajakku naik pesawat tapi aku
tetap menolak. Jujur, naik pesawat bagiku adalah salah satu mimpi besarku sejak
kecil. Dan kini aku mendekati mimpiku itu karena besok flight pertamaku akan
datang.
Malam
itu disaat aku packing ibu memberi kabar yang sedikit membuatku takut. Beliau
tidak bisa mengantarku ke bandara besok karena ada kepentingan yang tidak bisa
ditinggalkan saat itu. Semula aku merasa tenang karena bakal ditemani Ibu ke
bandara dan tidak perlu bingung masalah check in, boarding dan segala macam
karena ibu udah biasa masalah kayak gituan. Tapi ternyata besok aku harus
sendiri ke bandara dan aku belum tau mekanisme apa saja yang harus kulakukan
disana besok. Dag, dig, dug..semalam itu pikiranku gak tenang. Karena resah,
aku pun searching internet mengenai tata cara check in, boarding dan segala
macem sebelum akhirnya masuk pesawat. Walau banyak informasi sudah kudapat
melalui internet, tapi tetap saja rasanya resah. Takut aku besok bingung
disana.
Rabu,
05 Desember 2012. Akhirnya hari itu datang juga. Aku bangun pagi-pagi untuk
bersiap-siap. Walau check in pertamaku tertulis jam 09.25, tapi mengingat
keadaan lalu lintas Jakarta yang padat dan rumah ibu cukup jauh dari bandara,
ibu memintaku bersiap dari pagi. Kembali aku cek segala macam barang dan
dokumenku. Semua sudah ku kemas rapi semalam. Takut ada yang tertinggal,
kembali aku check satu demi satu. Sip..semua lengkap.
Pagi
itu sekitar jam 8 ibu mengantarkanku ke PGC. Ibu langsung mencarikanku taksi.
Beliau tidak mau ambil risiko karena kalau naik yang lain pasti terancam macet.
Padahal semula niatku mau naik Bus saja yang murah tapi ibu bersikeras
melarang. Yah..akhirnya aku naik taksi juga yang mahalnya minta ampun.
Tapi
memang segala sesuatu itu ada hikmahnya. Siapa sangka di selama perjalananku
menuju ke bandara aku mendapatkan ilmu banyak seputar tata cara naik pesawat.
Adalah bapak supir taksi. Beliau ternyata mantan pekerja di bandara
Soekarno-hatta. Dalam bincang kami beliau menjelaskan segala macam tentang
tatacara naik pesawat lengkap pkoknya. Bahkan beliau menceritakan pengalaman
hidupnya selama bekerja di Bandara. Sedikit cerita saja, beliau memilih walk
out dari kerjanya dibandara karena ternyata pekerjaan disana banyak yang tidak
halal. Beliau berkata jikalau orang-orang yang ada disana memang terlihat keren
dan bijaksana, tapi ternyata mereka banyak pula yang busuk. “hah..jangan mudah
tertipu penampilan mas...mereka banyak yang busuk dan mata duitan,” kata
beliau. Wah..macam mana jadinya kalau petugas bandara seperti ini. Pantas saja
banyak aksi penyelundupan ke bangsa ini. La wong ternyata orang-orangnya banyak
yang curang. Batinku.
Yah…beruntung
bagiku selama perjalan ke bandara itu mendapat banyak gambaran apa saja yang
harus kulakukan di bandara. Setelah sejam perjalanan sampai juga aku di bandara.
Hah…kembali Jantungku berdetak kencang. Entah kenapa masih saja aku sedikit
resah. “Terminal 2 ya mas, disana pesawatnya nanti,”kembali sebelum pergi bapak
sopir taksi berteriak kepadaku. Ya..inilah untuk pertama kalinya aku
menginjakkan kaki di Bandara. Huh..sendirian. Harus sendirian. Aku berjalan
menuju Terminal 2. Setelah sampai disana ternyata belum bisa check ini.
“Setengah jam lagi mas baru boleh masuk, “ kata bapak petugas yang jaga pagi
itu. Akupun menunggu disana. Tingak-tinguk seperti orang hilang saja. Daripada
geje aku memilih untuk berjalan-jalan disekitar terminal 2 itu. Oh ya..aku
teringat belum menukar uang dolar Singapore. Aku harus transit sehari di
Singapore. Jadi untuk persiapan aku tukar sebagian uangku untuk biaya hidupku
sehari disana. Alamak…yang benar saja, uang 300 ribu-nya Indonesia Cuma jadi
sekitar 36 dolar Singapore. Ckckck…uang Indonesia memang kebanyakan angka
ya…nilainya padahal ternyata kecil bila disbanding negara lain.
Setelah
cukup lama menunggu, akhirnya bisa check ini juga. Aku sengaja masuk terakhir
biar bisa liat orang-orang check in. Oh..ternyata kayak gitu. Sama seperti yang
diceritakan bapak tukang sopir taksi tadi. Aku pun masuk dan check in. Setelah
pemeriksaan, aku menuju ke loket Tiger airways. Mereka memintaku menujukkan
tiket. Aku tidak kaget ketika diminta membayar airport tax sebesar 150 ribu.
Aku sudah mendengarnya dari bu Tiwi dan Anand sahabatku yang sudah terbang
duluan. Kabarnya hanya di Indonesia saja yang bandaranya meminta bayar airport
tax. Wah…apa memang benar sih ya bangsa ini mata duitan..ckckck.
Setelah
check in dan mendapatkan kartu boarding, aku diarahkan menuju bagian imigrasi.
Ya..dibagian ini segala dokumenku diperiksa. Sudah aku persiapkan dan tidak ada
masalah. Setelah passport di cap aku diarahkan ke gate 6 tempat aku masuk
pesawat. Akupun berjalan mencara gate 6. Tidak sulit menemukannya karena di
bandara banyak papan informasi yang terpampang sehingga memudahkan kita mencari
dimana letak lokasi yang kita cari. Setelah sampai di gate 6, kembali dokumen
dan barangku diperiksa. Sip..tak ada masalah. Mereka pun memintaku masuk ke
waiting room untuk menunggu pesawat datang.
Yah…agak
boring aku di waiting room. Banyak orang tapi pada sibuk sendiri-sendiri.
Disini aku merasa menjadi orang yang paling tidak sibuk. Banyak orang berjas
dan berdasi, banyak pula para bule. Mereka semua terlihat sangat sibuk dan
tergesa-gesa menunggu pesawat. Sepertinya mereka dikejar waktu. Akupun Cuma
mlongo melihat gerak-gerik mereka.
Setelah hampir sejam menunggu, akhirnya ada pengumuman sudah diperbolehkan naik pesawat. Wah..yang benar saja, langsung pada berdiri dan berlari menuju gate. Bahkan berdesak-desakan juga. Walah..ini mau masuk pesawat ternyata sama aja mau masuk kereta ekonomi. Apa susahnya sih antri sabar gitu. Wong ya pasti dapet tempat. Batinku.
Aku
berjalan menyusuri lorong menuju pesawat dengan persaan gugup, apakah ini
beneran. Batinku. Kulihat arah depan, seorang pramugari dan pramugara menyambut
kedatangan penumpang dengan wajah berseri dan penuh senyum. Satu persatu kami
diminta menunjukkan boarding pass. Setelah itu kami dipersilahkan menuju tempat
duduk yang telah tertera di boarding pass. Ya….Entah semacam kebetulan atau ini
merupakan anugrah dariNya aku mendapatkan tempat duduk di dekat jendela dan
dari jendela itu aku bisa melihat sayap pesawat. Persis sama dengan apa yang
pernah muncul di mimpiku. Huh…aku duduk di kursi itu masih dengan perasaan
gugup. Sedikit-sedikit aku melihat kanan-kiri dan melihat kearah luar melalui
jendela. Setelah lama menunggu, ternyata 2 kursi di dekatku kosong. Jadi aku
hanya sendiri di kursi itu.
Dan
sepertinya mimpi besar itu sudah tidak sabar ingin dicoret. Aku terbangun dari
lamunan ketika suara pesawat mulai mendengung. Pesawat sudah mulai berjalan menuju
landasan take off. Pramugari segera mempraktekkan tata cara pemakaian
perlengkapan keamanan bila terjadi keadaan darurat. Tidak lama setelah itu
terdengar pengumuman bahwa pesawat akan segera take off dan penumpang diminta
mengenakan sabuk pengaman. Dag, dig, dug kembali jantungku berdetak kecang. Ya
Allah..apakah ini nyata. Aku benar-benar masih seperti mimpi. Pesawat mulai
berdengung kencang dan bergerak melaju dengan kecepatan tinggi pertanda pesawat
akan segera take off. Dan ketika itu wush…aku tengok dari jendela pesawat sudah
melayang meninggalkan daratan. Saat itu aku tutup mataku rapat-rapat perasaanku
takut.
Take
off pertama ini ternyata cukup menakutkan bagiku. Setelah posisi pesawat
mendatar, aku kembali buka mata dan menengok kearah luar, kulihat daratan
nampak di bawah. Tak lama setelah itu kulihat lautan dibawah sana. Perlahan
pesawat naik dan menerobos awan. Ketika menerobos awan terasa goncangan terasa.
Aku pun hanya menutup mata dan berdoa. Setelah kubuka mataku kembali, dan
kutengok kearah luar daratan sudah tak nampak. Lautan biru kini telah menjadi
lautan putih. Ya…pesawat kini telah diatas awan. Ya Allah….keindahan yang luar
biasa tersaji diluar sana. Benar-benar diatas awan. Aku pernah bermimpi seperti
ini dan kini aku nyata menjalaninya. Rasa takjub tiada henti melihat segala
keindahan yang tersaji disana. Awan-awanputih bak kumpulan kapas. Mentari yang
bersinar begitu terang. Keindahan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Sungguh aku benar-benar terbang…aku kini telah terbang..inilah salah satu
mimpiku dari kecil…mimpi yang kini telah resmi tercoret.
Inilah
sedikit gambar keindahan selama perjalananku terbang ke Singapore. Sungguh
keindahan yang tak mampu kuucap dengan kata-kata.
Ya..itulah
penerbangan pertamaku yang sekaligus mencoret salah satu mimpi besarku dari
kecil. Beruntung memang, dalam lawatanku ke Thailand aku harus menempuh 2 kali
penerbangan. Soeta ke Changi Singapore, setelah transit semalam baru terbang
lagi dari Singapore ke Thailand. Jadi total dalam perjalananku ini selain aku
diberi kesempatan menyambangi Singapore, aku juga diberi kesempatan 4 kali
terbang. Wah..Sungguh luar biasa apa yang telah diberikanNya padaku dalam
perjalanan ini.
Ketika
dipesawat, sesuai dengan harapanku, aku selalu mendapatkan kesempatan duduk di
sebelah jendela setiap perbedaan jalur terbang. Yakni saat terbang dari Jakarta
ke Singapore dan ketika balik dari Thailand ke Singapore. Bahkan aku juga duduk
di dekat jendela ketika penerbangan terakhir dari Singapore ke Jakarta yang
merupakan pernerbangan terindah karena ketika hendak mendarat aku disambut
pemandangan berupa pelangi diatas laut yang sungguh indah luar biasa.
Sebelumnya juga dari atas aku bisa melihat keindahan pulau-pulau kecil Indonesia
yangh tersebar di lautan. Tersadar aku akan sungguh luasnya negeri kita ini. Apalagi
jika disbanding dengan Singapore. Cuma sak semut. Tapi kok ya bisa maju seperti
itu.
Penerbangan
paling menyakitkan adalah penerbangan dari Jakarta ke Singapore, saat itu
telingaku rasanya sakit luar biasa. Mungkin itu yang disebut dengan turbulensi
kali ya. Atau mungkin baru pertama kali jadi belum terbiasa.
Penerbangan
paling membuat jantungan adalah penerbangan dari Hat Yai, Thailand ke Changi,
Singapore. Cuaca mendung dan berulang kali pesawat bergetar menabrak awan.
Bahkan sempat juga hujan menerjang. Dan yang paling membuat berdebar adalah
ketika pesawat membelok tajam menghindari awan hitam. Wah…dari jendela aku bisa
melihat sayap sampai berposisi di bawah. Saat itu hampir semua penumpang
berteriak, wa…berarti memang penerbangan ini yang ekstrem. Buktinya bukan cuma aku
yang teriak.hehe…
Itulah
kisah penerbangan pertamaku dan sekaligus penerbangan ke dua, ketiga dan
keempatku yang hanya bisa terjadi karena Anugrah dari-Nya. Sungguh inilah mimpi
besar yang menjadi nyata yang akan terus ku kenang seumur hidup. Satu coretanku
di tembok kamar resmi tercoret sudah. J Nantikan
ceritaku petualanganku di Singapore dan Thailand yang tak kalah penuh
Keberuntungan. Terimakasih atas kesediannya membaca.
3 komentar:
kabarnya 2013 sudah tidak bayar tax lagi di setiap bandara. Ah nyatanya engga, gue masih aja disuruh bayar. Harusnya sudah langsung sama tiket dan bagasi.
Lagi-lagi, cuma indonesia yang rempong begini.
Btw, itu wakti ke AASIC ya is?
Mana mau Indonesia meniadakan airport tax..itukan salah satu aset penghasil uang..hehe..iya itu AASIC tahun kemarin girl..
Posting Komentar