Jakarta, Kota Berlombakan Klakson

Kamis, 26 Juli 2012

     Sebutan kalimat ini “kalo gak macet bukan Jakarta” telah kami buktikan kebenarannya. Nyatanya selama kami berada disana, hampir setiap hari jalannya penuh dengan kendaraan. Emang ini kota pantes bersandang kota macet, jalannya luas, banyak tol dan banyak fly over nya pula…tapi tetep aja macet. Walau gak tiap waktu, tapi tetep aja kalo ditimbang lebih banyak macetnya.

    Yah…maklum lah...orang kota ini merupakan kota tujuan orang-orang mengadu nasib. Walaupun Jakarta, tapi nyatanya kami banyak bertemu dengan orang-orang yang berbahasa jawa dan ngapak disana..Pakaian dan gaya mereka pun masih terlihat asli gak kayak kota…haha…semakin terbukti kalau kota ini adalah kota korban urbanisasi.

     Sebutan Jakarta sebagai Kota macet mungkin udah terdengar umum yah…familiar gutu…tapi disini kami menemukan fakta lain yang sebenarnya masih berkaitan dengan kemacetan. Ya…”Jakarta , kota berlombakan Klakson”. Sesuai dengan julukan barunya itu…yang kami lihat disana selain kemacetan adalah banyak banget para pengendara yang terperangkap macet serempak membunyikan klakson kendaraannya masing-masing. Padahal ada banyak banget kendaraan, bisa dibayangin kan gimana gabungan bunyi-bunyi klakson itu…ada yang tiit…tiiit…toot…toot…tiinn….tinnn…ada pula yang macam terompet dan macem-macem…Hua…terasa menggelegar dan menggetarkan gendang telinga….Mana suasannya kan panas, macet ditambah keributan dari suara klakson. Hah…lengkap sudah cobaan…Ini adalah suasana yang paling saya benci..haha…sabar dong pak-bu…orang jalannya macet sih…mau diklakson sekeras apapun kalo macet juga macet…ckckck

     Patut bersyukur kita yang hidup di desa. Walau desa sepi dan sesuai dengan namanya ndeso, tapi gak ada tuh macet. Paling-paling macetnya karena ada sapi , kambing, bebek atau ayam yang ngetem di jalan hingga membuat sepeda, motor, atau mobil pada berhenti.haha…Tapi kalo dibandingin lalu lintas Jogja dan Jakarta, menurutku bedanya cuman selapis. Nyatanya sekarang Jogja macetnya juga masya ampun kan..cuman Jakarta tuh macet versi gedenya Jogja..haha..Doaku semoga deh Jogja gak jadi kota berlombakan klakson selanjutnya…benci gua kalo pek itu terjadi..bikin hypertensi aja..haha…Walau sekarang sudah banyak yang kayak gitu..tapi semoga gak berlanjutan…Amin…

Ke PRJ, Perdana Naik Bajaj



      Rangkaian cerita konyol kami (JUPI) lalui di Ibukota. Salah satu pengalaman yang menarik ketika kami hendak ngabuburit ke PRJ (Pekan Raya Jakarta). Waktu itu kami berada di UI sampai habis ashar. Kami berencana untuk main ke PRJ. Jarak UI ke PRJ amatlah jauh. Tapi kami nekat aja untuk berangkat sore itu.
Setalah dari UI naek angkot menuju Pasar Rebo, perjalanan kami lanjutkan dengan menggunakan Bus way (trans Jakarta) untuk menuju shelter terdekat dengan PRJ. Setelah bertanya-tanya, ternyata untuk mencapai PRJ tidak bisa langsung dengan Bus Way. Ada dua opsi untuk mencapai PRJ dari shelter terdekat, yakni dengan menggunakan angkot atau dengan Bajaj. Sejenak kami diskusi untuk menentukan mana yang bakal kami pilih, semula kami memilih untuk naek angkot. Eh…setelah ditunggu-tunggu angkotnya lama amet datengnya. Padahal waktu itu sudah mepet waktu isya sementara kami belum sempat shalat maghrib. Kami berusaha mencari mushola, eh la kok disekitar situ ga nemu mushola. Akhirnya dengan berat hati kami nekat untuk langsung aja cabut ke PRJ dan berencana menjamak sholat maghrib kami.hehe…Semoga Allah mengerti..hehe…amin

     Karena angkotnya lama amet, akhirnya kami menghampiri abang-abang Bajaj. Disekitar shelter bus way situ sudah banyak sekali barisan Bajaj-bajaj yang menanti sasaran penumpang. Setelah melalui proses negosiasi yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya si abangnya fiks dengan harga 15 ribeng untuk 4 orang. Padahal normalnya diatas 20 ribu..hehe..lumayan handal yah nawarnya. Namanya aja Mahasiswa, kalo gap inter nawar yah..mana bisa kemana-mana..haha…Jurus menawar ala Mahasiswa ternyata cukup penting..hxhxhx

     Mak…treengg..trenggg…trennggg…khas suara Bajaj segera terdengar setelah kami berempat memasuki Bajaj. Yang benar aja..ternyata ruang Bajajnya amat sempit. Kami pun harus ngruntel berempat dan saling berpangkuan untuk dapat masuk semua kedalam Bajaj..haha…Tak buang waktu si abangnya langsung mengegas Bajajnya dan langsung cabut deh kita menuju PRJ. Ngomong-ngomong ini pengalaman pertama saya naik Bajaj lho bro…ternyata kayak gini yah naik Bajaj. Lumayan antik juga nie kendaraan asal India. Suaranya aja keras bikin telinga bengeng…eh tapi jalannya pelan amet bok…emang nie Bajaj jalannya pelan atau karena muatannya overload ya makanya keberaten…haha…Ya maaf…kami kan Cuma ingin hemat…haha

     Walau sangat sesak, kami tak berdiam saja di dalam ruang Bajaj yang sempit itu. Seperti biasa lah kami bercandaan dan menggila..haha..ketawa-ketiwi ga brenti-brenti deh saking asiknya naik Bajaj. Tak lupa kami mengabadikan gambar kegilaan kami di dalam Bajaj dan si Bajaj dan abangnya yang telah berjasa mengantarkan kami sampai ke gerbang masuk PRJ. Haha…terimakasih bang dan Bajajnya….rasanya luar biasa cukup bikin badan pegel-pegel..haha

Ada apa di UI??

Rabu, 25 Juli 2012


     Banyak sekali pengalaman berharga dan menakjubkan yang kami dapat selama kami berempat (JUPI=Jarot, Udin, Pras, Isma) melalang buana ke Ibukota untuk mengikuti acara MUN(Mipa Untuk Negeri) yakni semacam lomba karya tulis yang diadakan di kampus UI yang terletak di kota Depok.

         Semua bermula dari pamflet yang memberitakan adanya acara MUN tersebut. Ada 3 sub bidang yang diperlombakan, yakni pendidikan, pangan, dan energi. Dengan isengnya kami membuat abstrak penelitian dan mengirimnya ke panitia MUN. Ajaib bin magic abstrak kami diterima sebagai 10 besar terbaik dan itu berarti kami harus meluncur ke UI untuk presentasi. Haha…semula memang tampak konyol. Kami aja gak nyangka kok abstrak kami bisa ketrima.

       Keberangkatan kami ke UI pun tidak terencana dengan mulus. Banyak sekali kegejean yang menyendat langkah kami. Dimulai dari waktu yang kurang strategis sebab sebenarnya kami telah mengagendakan waktu tersebut untuk back packer ke Lombok, eh tapi kok abstrak kami keterima. Yah..galau lagi akhirnya. Dengan mempertimbangkan semuanya, akhirnya kami relakan dan menunda Lombok demi meluncur ke UI. Eh setelah begitu mantapnya kok ada lagi aja yang ngganjel…apalagi kalo bukan masalah dana...acara MUN dari UI tersebut sempat dianggap sebagai acara illegal dan tidak diakui pihak dekanat sehingga kami kesulitan mendapatkan dana delegasi. Huh…sempat buat galau lagi tuh…eh tapi akhirnya kok pak wakil dekan III percaya itu acara asli alias legal setelah ada kiriman surat resmi dari pihak UI. hxhxhx..ada-ada aja yah..Ditambah berkah datang dari pembimbing kami bu Aeni yang sungguh besar hati memberi kami uang saku sebesar 200rb. Haha…alhamdulilah

      Cuis….ga brenti disitu ternyata sendatanya. La udah punya duit buat berangkat..e malah tiket kretanya abis. Hm…apa lagi ini...acara mulai tanggal 11 eh kami baru bisa cabut tanggal itu juga dari jogja. Ya..gimana..namanya Mahasiswa ya cari murahnya sih..ga papa telat yang penting hemat.haha
Mak cuss….kereta ekonomi progo bergegas membawa kami menuju ibukota. Yang minum..kopi..popmie...mijon…enegren…ah..itu cerita basi lah yang tentu pasti ada disetiap perjalan kami. KA ekonomi gitu..haha..

     Mak glerek…jam 2 pagi sampai di stasiun senen. Tepar lah kami disana karena yam au kemna lagi orang masih pagi buta gitu..hingga pagi kami mampir di masjid mandi dan baru deh bergegas ke UI. Kali ini mewah bro..naiknya comuter alias kereta listrik JABODETABEK yang tiketnya berharga 6 ribeng. Cukup Cepat, bersih dan berAC lagi gak kayak progo.hoho.

  Sekitar 2 jam akhirnya kami sampai juga ke lingkungan UI. Hm..semula sih bingung mana kampusnya..Beruntung kami ketemu panitia MUN dan dibimbing ke lokasi lombanya. Mak glerek..terkagum kami memelototi apa yang kami lihat disana. Waduh cuy…masyaAllah…perpusnya udah kayak apa aja..dari luar aja udah indah banget penuh kaca..ya gimana orang emang gedung kaca kok..haha…Apalagi dalemnya bro..Rabbi…Mak nyus…adem full AC dan amat sangat bersih dan mewah. Pasti heran kok perpus didalemnya ada bank BNI dan malah yang parah ada yang jualan pakaian dalam..wahaha…gille bener orang jakarte. Siapa yang ga betah di perpus kalo kaya gini enaknye…udah full AC, buku lengkap, laboratorium computer ada, hot spot lancar, tenang dan indah pula pemandangannya coz letaknya dideket danau..Toilet dan segala sarana prasarana serba modern pula…duh..keren lah..jauh bila dibandingin punya kita.haha

      Setelah sebentar saja kami berjalan menyusuri kampus UI, kami tuh heran. Itu kampus kok kayane luas banget dan masih banyak tumbuhannya lagi. Bagusnya tumbuhannya tertata rapi pula. eh la kok ternyata hari ketiga kami disana bertemu dengan seorang dosen Universitas Pancasila yang ngomong kalo lahan UI itu 350 hektar,,terjawab sudah pertanyaan kami..ya Rabi…itu bandara apa kampus?.

     Kaget kami ketika jajan di kantin FKH UI. Ya gimana ga’, nasi goreng yang dijogja paling mahal 8rb eh disana melonjak jadi 11rb. Mana rasanya juga standard gak enak-enak amet lagi..hauduh..apa-apaan ini. Hari pertama udah dirampok kami..Kalo ga karena laper banget aja ga ikhlas gue...Yang kuliah disini pasti orang-orang berduit yah..gimana gak..kami nanya-nanya sama salah satu anak UI, minimal pake uang 5rb baru bisa makan..itu aja lauknya tempe atau tahu. Kalo mau makan enak ya harus rela rogoh kocek dalem-dalem.haha…untung aku kuliahnya dijogja yang serba terjangkau kawan..

   Masiswa UI anak-anaknya banyak yang belagu. Ini lo..berlaga kaya artis, model dan sejenisnya lah..hm..maklum lah kalo itu…kan hidupnya di Kote..Jakarte gitu…tapi tak amati kok ceweknya yang bening ga banyak sih..haha…Cuma lagaknya aja bak model..Tapi ga semuanya belagu sih,..banyak juga yang ramah dan tampil seadanya.hehe

     Di UI banyak banget gedung yang berkelas seperti auditorium UNY. Haha…apaan di UNY mungkin hanya ada satu..tapi disana,,waduh..gedung dengan kualitas indoor kayak gitu mah ga susah ditemuin…Tapi kita sebagai Mahasiswa patut sedikit berbangga karena kualitas masjid UI menurutku masih jauh dibawah masjid Mujahidin UNY. Ya gimana…itu masjid MUI namanya kok ukuranya ga luas..apa jangan-jangan emang didesain kayak gitu karena gak banyak yang mau pakek masjidnya..hoho..astojim…ampun..semoga perkataan saya yang ini salah..hxhxhx..

     Rektorat UI ya harus diakui memang kualitasnya masih jauh diatas kita. Menjulang tinggi dan terlihat megah serta amat mewah. Ya….maklum lah kalo itu,,,,namanya aja University of Indonesia kok…kalo jelek yang gimana tar pandangan orang luar pada Indonesia.hehe…

    Yang keren tuh disana disediakan public transportation special for student… Yang bikin keren tuh bayarnya ga pake uang,,,tapi cukup pake senyumin sopirnya dan bilang makasih pak…gitu..haha,,,mantep gak cuy….andaikan di UNY ada juga..tentu ga banyak yang bawa motor dan membuat jalan jadi kemruet…eh lupa…Luas UNY tuh kan Cuma berapa ya…masak iya pake Bus yang gituan..Rugi..mending jalan kaki aja nyampek 7 fakultas.haha

      Ya….itulah sedikit gambaran apa yang ada di UI yang kami rekam. Tapi emang harus diakui…UI keren banget dan luas banget. Tapi UNY tetap di dadaku meski Cuma imut kecil..haha…HIDUP UNY!!!!!

Flowers

Flowers
The beauty Arachnis

Serangga galau

Serangga galau
The Romantic Insect

Amblyphigi

Amblyphigi
Salah satu biota penghuni ekosistem Gua
 

Browse