Rangkaian cerita konyol
kami (JUPI) lalui di Ibukota. Salah satu pengalaman yang menarik ketika kami
hendak ngabuburit ke PRJ (Pekan Raya Jakarta). Waktu itu kami berada di UI
sampai habis ashar. Kami berencana untuk main ke PRJ. Jarak UI ke PRJ amatlah
jauh. Tapi kami nekat aja untuk berangkat sore itu.
Setalah dari UI naek
angkot menuju Pasar Rebo, perjalanan kami lanjutkan dengan menggunakan Bus way
(trans Jakarta) untuk menuju shelter terdekat dengan PRJ. Setelah bertanya-tanya,
ternyata untuk mencapai PRJ tidak bisa langsung dengan Bus Way. Ada dua opsi
untuk mencapai PRJ dari shelter terdekat, yakni dengan menggunakan angkot atau
dengan Bajaj. Sejenak kami diskusi untuk menentukan mana yang bakal kami pilih,
semula kami memilih untuk naek angkot. Eh…setelah ditunggu-tunggu angkotnya
lama amet datengnya. Padahal waktu itu sudah mepet waktu isya sementara kami
belum sempat shalat maghrib. Kami berusaha mencari mushola, eh la kok disekitar
situ ga nemu mushola. Akhirnya dengan berat hati kami nekat untuk langsung aja
cabut ke PRJ dan berencana menjamak sholat maghrib kami.hehe…Semoga Allah
mengerti..hehe…amin
Karena angkotnya lama
amet, akhirnya kami menghampiri abang-abang Bajaj. Disekitar shelter bus way situ
sudah banyak sekali barisan Bajaj-bajaj yang menanti sasaran penumpang. Setelah
melalui proses negosiasi yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya si
abangnya fiks dengan harga 15 ribeng untuk 4 orang. Padahal normalnya diatas 20
ribu..hehe..lumayan handal yah nawarnya. Namanya aja Mahasiswa, kalo gap inter
nawar yah..mana bisa kemana-mana..haha…Jurus menawar ala Mahasiswa ternyata
cukup penting..hxhxhx
Mak…treengg..trenggg…trennggg…khas
suara Bajaj segera terdengar setelah kami berempat memasuki Bajaj. Yang benar
aja..ternyata ruang Bajajnya amat sempit. Kami pun harus ngruntel berempat dan saling
berpangkuan untuk dapat masuk semua kedalam Bajaj..haha…Tak buang waktu si
abangnya langsung mengegas Bajajnya dan langsung cabut deh kita menuju PRJ. Ngomong-ngomong
ini pengalaman pertama saya naik Bajaj lho bro…ternyata kayak gini yah naik
Bajaj. Lumayan antik juga nie kendaraan asal India. Suaranya aja keras bikin
telinga bengeng…eh tapi jalannya pelan amet bok…emang nie Bajaj jalannya pelan
atau karena muatannya overload ya makanya keberaten…haha…Ya maaf…kami kan Cuma
ingin hemat…haha
Walau sangat sesak, kami
tak berdiam saja di dalam ruang Bajaj yang sempit itu. Seperti biasa lah kami
bercandaan dan menggila..haha..ketawa-ketiwi ga brenti-brenti deh saking
asiknya naik Bajaj. Tak lupa kami mengabadikan gambar kegilaan kami di dalam
Bajaj dan si Bajaj dan abangnya yang telah berjasa mengantarkan kami sampai ke
gerbang masuk PRJ. Haha…terimakasih bang dan Bajajnya….rasanya luar biasa cukup
bikin badan pegel-pegel..haha
0 komentar:
Posting Komentar