Dibalik Pulau Seribu Masjid

Selasa, 30 Oktober 2012


Impian itu akhirnya datang juga. Setelah mantap ku tulis impianku untuk mengunjungi pulau Lombok, akhirnya sampai juga aku di pulau indah itu. Cerita kembali bermula di stasiun Lempuyangan. Pagi itu, senin 27 Agustus aku bersama Jarot, Udin dan Pras kembali bertemu di stasiun dengan perlengkapan ala back packer seadanya. Tujuan perjalanan kami kini ke arah timur. Kerena Sri Tanjung berharga tiket 35 ribu membawa kami selama hamper 15 jam hingga sampailah kami di kota Bayuwangi.
Jam 10 malam sampailah kami di kota bayuwangi. Perjalanan yang amat panjang membuat perut kami tak mampu lagi menahan lapar. Kami putuskan untuk mencari makan malam itu. Entah kurang beruntung atau tertipu, makanan satu porsi di malam itu seharga Rp.17.500,00. Sungguh angka yang fantastis bagi kami yang tabiatnya seorang back packer yang limit uang.
Setelah perut kenyang dengan perasaan sedikit kecewa harus mengeluarkan banyak uang untuk makan malam itu, kami menuju ke pelabuhan untuk menyeberang ke bali. Bukan tempat penyeberangan manusia yang kami datangi, tapi kami justru menuju ke tempat penyeberangan truck dan bus. Disana kami menanti truck-truck yang mau kami tebengi menuju Lombok. Ya..begitulah berpergian ala back packer, harus pinter dan berani itungan kalau mau sampai.
Di tempat itu kami bertemu dengan bapak-bapak ga tau siapa tapi dia menawarkan bantuan untuk mencarikan tebengan truck. Yah…calo mungkin…tapi bapaknya baik kok..jadi ya kami percaya aja sama bapaknya. Hampir 5  jam menunggu sambil tiduran, akhirnya dapat juga truck yang mau membawa kami menuju Lombok. Lah…ternyata harus bayar to…tak kira gratis..mana cukup mahal juga ternyata..satu anak 100rb..mantap kan, udah kayak bus malam aja. Tapi kata bapaknya itu udah murah. Setelah kami hitung-hitung, memang benar lebih murah daripada kami harus menyeberang secara manual.hehe…Cap cus deh kami ikut truck itu.
Cerita lucu muncul ketika perjalanan kami menebeng truck menuju Lombok. Selama perjalanan melewati pulau Bali, sang sopir rajin untuk menyuruh kami mendekam dan bersembunyi di balik kursi supaya tidak terlihat dari kaca depan. Sang sopir menjelaskan bahwa sebenarnya tidak diperbolehkan truck membawa penumpang, bisa terkena pasal kalau ketahuan. Terlebih polisi di Bali terkenal keras dan berjiwa tilang alias jeli melihat kesalahan. Wah…keren juga ya polisi di bali, tidak jauh beda dengan polisi di daerah rumahku Gunungkidul yang polisinya juga terkenal jeli.hehe
Perjalanan darat kini beralih ke perjalanan laut. Kami harus menyeberang selat Lombok selama 4 jam untuk dapat sampai di tanah Lombok. Perjalanan laut ini sungguh menjadi perjalanan laut terlama yang pernah saya lalui. Selama perjalanan kami menikmati indahnya lautan yang dihiasi dengan pulau-pulau kecil nan luar biasa. Perjalanan itu berubah menjadi menjenuhkan ketika kapal hendak merapat ke pelabuhan, kapal berhenti selama hamper 2 jam untuk bergantian parkir dengan kapal yang lain. Padahal kami sudah begitu tak sabar untuk menginjakkan kaki di tanah Lombok. Daripada boring menunggu, kami habiskan waktu itu untuk memejamkan mata hingga akhirnya kami terbangun ketika kapal mulai bergerak lagi untuk benar-benar merapat ke pelabuhan.
Finally…..sampailah kami di Pulau Seribu Masjid, Lombok Island. Here we create many wonderful stories. Wait the next post for the wonderful adventures…

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wah kalian ini udah sampai mana saja melancongnya?
segera posting ya kisah perjalanannnya di lombok.. :D

Posting Komentar

Flowers

Flowers
The beauty Arachnis

Serangga galau

Serangga galau
The Romantic Insect

Amblyphigi

Amblyphigi
Salah satu biota penghuni ekosistem Gua
 

Browse