24 Hours in Singapore (Full of Miracle)

Jumat, 29 Maret 2013
Hampir 2 jam sudah aku menikmati my first flight. Cukup lama rasanya memandangi lautan awan, akhirnya mulai tampak daratan luas di bawah sana. Daratan itu nampak sangat berbeda dengan pulau-pulau lain yang ku lihat selama penerbangan tadi. Daratan itu terlihat amat rapi, lautnya terlihat dangkal, banyak kapal-kapal besar, gedung-gedung pencakar langit, dan sungguh luar biasa modern kayak negara di eropa. “Well passenger, now we will be landing in Singapore. Please use your safety seat belt. “ terdengar pengumuman dari awak pesawat. Wah…jadi ini Singapore?


Changi International Airport. Terlihat sekilas tulisan diatas gedung besar ketika pesawat landing dan berjalan menuju gate. Oh..ini ya bandara yang diklaim sebagai salah satu bandara terbaik di dunia sehingga dijadikan banyak maskapai untuk transit?. Dari luar terlihat biasa sih, gak jauh beda sama Soeta. Cuman lintasannya terlihat lebih luas dan banyak, halaman dan rumputnya tertata rapi, pesawat-pesawatnya lebih banyak dan Gedungnya jauh lebih besar.

 Pesawat sampai di Gate. Penumpang dipersilahkan untuk turun. Dag-dig-dug. Kembali Jantungku berdetak kencang setelah mendengar pengumuman itu. Ya bagaimana tidak, aku cuma sendirian dan aku tidak punya link di sini. Sedangkan aku harus hidup sehari disini untuk transit. Terlebih aku baru pertama ke Luar Negeri belum banyak tahu seperti apa keadaan bandara di sana. Rencanaku malam ini, aku akan menginap di bandara. Aku sudah persiapkan itu dengan membawa sleeping bed. Ya..maklum lah..management keuangan harus dipelihara dengan baik. Aku masih harus hidup seminggu lebih di negeri orang dengan bekal pas-pasan yang ku bawa.

Setelah sampai di Bandara, semula aku sempat bingung mau gimana. Bingung pula bagaimana cara mengambil bagasi. Mau bertanya kok malu.hehe… Aku hanya mengikuti orang-orang yang keluar dari pesawat tadi berjalan entah mau menuju kemana mereka. Aku Cuma berharap mereka menuju gedung depan bandara ini.

Tidak lama berjalan nampak papan digital bertuliskan Imigration office. Oh..keimigrasian. Aku bisa bertanya bagaimana cara mengambil bagasi disana. Batinku. Tapi setelah aku mendekat dan memperhatikan orang-orang disana, tiba-tiba jadi agak takut bertanya. Petugas imigrasinya kok serem-serem amat. Macam orang-orang India berkulit coklat tua. Hua..gimana ini…daripada bingung ga jelas akhirnya aku memberanikan diri bertanya. Hyalah….pelajaran berlaku disini. Jangan melihat sesuatu dari kenampakan luarnya saja. Ternyata walau muka mereka amat seram, tapi mereka sangat ramah dan friendly sekali. Semula aku begaya pake English, eh..setelah mengecek passportku mereka langsung beralih pake bahasa melayu. So kita cakap-cakap pake melayu la...Haha..

Aku belum mengisi surat imigrasi. Aku tak tahu sebelumnya kalau setiap ganti negara harus mengisi surat imigrasi dulu dan dikumpulkan di immigration office. Maklum lah baru pertama kok. Aku pun diminta mengisi dan setelah itu pasportku dicap lalu mereka menjelaskan bagaimana cara mengambil bagasi serta memberiku arah menuju gedung depan. Thanks a lot pak bu petugas Imigration atas bantuannya..hehe 

Aku berjalan mengikuti penunjuk arah digital yang terpampang jelas. Kalau seperti ini caranya mudah. Tidak mungkin kita tersesat. Tidak lama berjalan aku sudah sampai di gedung depan. Terlihat dari balik kaca banyak kerumunan orang yang membawa papan bertuliskan nama-nama. Ternyata mereka adalah para penjemput. Wah..enak ya..tiba bandara langsung dijemput macam itu. Pasti tidak bingung macam aku ini. Aku abaikan saja kerumunan itu wong ya siapa juga yang mau jemput aku.haha..Suatu saat nanti semoga aku bisa juga merasakan menjadi orang penting dan ada yang mau jemput aku di bandara macam itu.haha..Amin
Setelah keluar ruangan, aku menuju ke salah satu kursi yang ada di bagian gedung depan. Disana aku memutuskan untuk istirahat sejenak sambil berfikir, mau ngapain untuk mengisi waktu selama disini. Semula aku berencana untuk keluar bandara dan muter-muter, tapi aku urungkan niat karena diluar hujan sangat lebat. Aku juga sedikitpun tidak tahu jalur-jalur transportasi disini. Takut malah ilang. Padahal sebenarnya sangat ingin rasanya aku muter-muter di negeri Singa ini. Tapi ya gimana :O

Di tempat duduk itu aku bertemu dengan orang Indonesia. Semula aku pikir mereka orang china karena kulitnya macam itu. Tapi setelah aku melihat passport mereka kok ternyata sama-sama ijo. Hehe..Mereka kayaknya orang kaya nampak jelas dari penampilan mereka. Ya…aku memberanikan diri untuk bertanya. Sedikit banyak mereka menjelaskan mengenai bandara ini. Kami pun bercerita sejenak di tempat itu. Mereka nampak heran ketika aku jelaskan kalau aku datang sendirian dan ini penerbangan sekaligus overseasku yang pertama. Di Singapore pun aku gak punya kenalan siapa-siapa dan mau nekad nginep di bandara. “Emangnya kenapa sih kalo aku tidur di bandara, orang aku sudah biasa klekaran di lantai bahkan aku kan udah biasa tidur di tenda, “ Batinku melihat keheranan mereka.

 Mereka pergi dan aku sendiri lagi. Tidak terasa hari sudah mulai sore. Jamku sudah menunjukkan pukul 03.00 pm. Itu berarti sudah pukul 04.00 waktu Singapore. Aku teringat aku belum Sholat Dzhur dan Ashar. MasyaAllah...langsung aku cabut muter-muter cari mushola. Kesana-kemari aku cari-cari kok gak nemu. Sampek capek aku. Aku naik ke lantai dua dan muter-muter lagi tetep juga gak nemu musholanya. “Ah..ini mana sih musholanya. Bercanda bener, yang ada cuma toilet. Biasanya kan deket toilet-toilet gitu ada mushola. Masak iya sholat di toilet. Geje gile bener, “batinku.

Setelah capek gak nemu-nemu, aku memutuskan untuk bertanya. Tidak jauh dari tempatku berdiri ada petugas yang sedang becengkerama dan terlihat sedang menjelas-jelaskan sesuatu kepada calon penumpang. “Ah..dia pasti tahu, “batinku. Setelah mengantri, aku bisa juga bicara dengan dia. Dan disaat kebingungan itu, keajaiban pun diturunkanNya. Tak kusangka..petugas itulah yang dikirimkanNya menjadi Malaikat penolongku di Singapore.

Malaikat itu bernama Mr.Taha. Ya…dialah yang membawa salah satu mimpiku di negeri kecil nan mempesona ini menjadi kenyataan. Kami banyak ngobrol sore itu. Aku menjelaskan tentang nasibku dan semua maksud dan tujuanku berkelana ini. Entah kenapa dia seperti merasa heran dan mungkin kasian denganku. Sama dengan orang yang kutemui sebelumnya, dia pun juga kaget dengan kenekatanku yang pergi sendirian ke luar negeri dalam overseas pertamaku. “You are crazy”, katanya padaku. Aku Cuma cengar-cengir mendengar penjelasannya tentang risiko yang mungkin datang padaku.hehe..ya maaf Mr. namanya juga nekad dan belum tau apa-apa.

Dalam perbincangan itu dia menjelaskan kalau di bandara ini memang tidak ada mushola. Wa..aku kaget alias shock. Masak bandara kelas International dan salah satu terbaik ini gak punya mushola. Padahal bandara ini salah satu bandara yang digunakan transit para calon haji yang hendak ke Saudi. Lalu mereka pada sholat dimana batinku. Melihat keherananku dia kembali menjelaskan bahwa kita bisa sholat di manapun disini, orang-orang biasanya sholat di basement, di bawah tangga atau ditempat-tempat kosong dan sepi yang ada. Bahkan banyak pula yang sholat di deket toilet. Haha..aku kaget mendengar penjelasannya itu..masak iya sholat di deket toilet. Mana sah batinku.

Perbincangan sore itu mesti berakhir karena sudah banyak orang-orang mengantri dibelakangku untuk meminta informasi kepada dia. Dia meminta no.Hpku sebelum aku pergi. Next time we will meet again, I’ll call you. Katanya.  Segera setelah itu aku langsung cabut untuk mencari toilet untuk berwudhu. Aku turun ke basement untuk ke toilet dan mencari tempat untuk sholat. Ya ampun..aku lupa menanyakan kemana arah kiblat. Setelah wudhu aku liat kanan kiri siapa tahu ada yang mau sholat. Allah memang maha adil, tidak lama setelah itu aku lihat di arah depan ada dua laki-laki berpeci, berpakaian jubbah ala muslim sedang mendorong trail mereka. Tanpa banyak pikir langsung aku samperin mereka. Haha…hal konyol terjadi saat itu. Pertama aku bertanya dengan bahasa inggris dimana arah kiblat, tapi ternyata, “Heh mas…koe wong jowo yo?” mak pleret….wkwkwk parah..ternyata mereka orang Indonesia. “Kok tau mas, “tanyaku. “Suaramu kui lo mas..ra bisa ditutupi,”jawabnya. Haha batinku terbahak malu stengah mati.

Ya…kembali Malaikat diturunkanNya untukku. Mereka adalah Mas Zainal dan Mas Mulyanto. Mas Zainal asli Jakarta dan Mas Mul asli Gunungkidul. Pantas saja mas Mul tau logat jawaku..orang asli Gunungkidul.haha.Tapi ternyata beliau sudah lama hidup di Kalimantan.  Saudara-saudara baruku ini adalah dua orang muslim yang sudah sangat sering berhijrah ke penjuru dunia untuk berdakwah. Akhirnya aku punya teman sejenak. Mereka yang akhirnya mengajakku sholat berjamaah sore itu. Dan yang benar saja, kami sholat berjamaah di dekat toilet. haha…Disana banyak sekali orang sliwar-sliwer. “Kenapa le..gausah risih..kita terpaksa sholat disini karena memang gak ada masjid..yang penting niat kita baik..walaupun didekat toilet tapi tenang kebersihan terjamain bahkan mungkin justru lebih bersih dari masjid yang ada di negara kita.” Mas Mul menasehatiku. Haha..bener juga ya..walau di deket toilet tapi sedikitpun gak bau toilet dan sangat bersih.

Malam itu setelah sholat maghrib kami memutuskan untuk makan malam. Kami bertiga menuju restoran yang ada di airport. Selama makan malam itu mas Mul dan Mas Zainal banyak bercerita tentang muslim dan dakwah, tentang perjalanan hidup mereka dan mereka banyak memberiku nasehat. Satu pelajaran penting yang kudapat adalah kita harus tetap sholat walau dalam perantauan di negeri yang kaum muslim adalah minoritas seperti ini. Walau situasi dan kondisi seperti sulit dan tidak mungkin, tapi kita harus ingat kalau sholat itu wajib dan harus kita jalankan selagi kita mampu. Aku bersyukur malam itu dipertemukan dengan mereka. Diperantauan inipun Allah terus mengingatkanku untuk tetap dekat denganNya. Dan sungguh mereka orang yang sangat baik. Makan malam itupun aku ditraktir. Wah…Subhanallah sekali..Allah memang luar biasa.

Setelah makan malam kami cabut untuk sholat isya berjamaah. Kembali di dekat toilet.  Hm…dan perpisahan memang selalu pahit. Malam itu aku harus berpisah dengan mereka karena pesawat mereka depart jam 8 malam itu. Setelah itupun aku sendiri lagi. Daripada gak jelas gitu, aku putuskan untuk jalan-jalan berkeliling airport. Teringat kata Mr.Taha kalau kita bisa naik train gratis di airport. Kita bisa keliling airport dengan naik train itu. Aku pun muter-muter kesana-kemari bolak balik naik train. Haha..lumayan lah di Indonesia sepertinya jarang ada yang macam ini. Hm..jadi Changi International airport ini terdiri dari 3 terminal besar. Tempatku depart dan landing berada di terminal 2. Terminal 1 dan 3 ada di sampingnya. Bandara ini sangat luas dan Megah. Setiap sudutnya bersih tanpa ada sampah. Petugas kebersihan secara berkala mengepel dan membersihkan lantainya. Dan yang luar biasa, petugas kebersihan itu kebanyakan adalah kaum hawa yang sudah berusia lanjut. Udara di dalamnya dingin dan segar full AC. Disetiap terminal memiliki keistimewaan tersendiri. Toilet sangat bersih dan modern. Disana sini tersedia tempat untuk mengisi air minum. Walaupun namanya bandara, tidak pernah sedikitpun terdengar suara pesawat. Iringan music yang nyaman selalu terdengar di seluruh bagian bandara. Sungguh…lebih tepat jadi supermall daripada bandara.



Jam 8 malam aku duduk-duduk di terminal 2. Hp berbunyi..Mr.Taha telpon. Aku segera mengangkatnya. Dia memintaku menemuinya di terminal 1. Akupun langsung cabut ke terminal 1. Disana aku menemuinya, dia sedang bersama temannya. Aku pun diperkenalkan dengannya. Namanya Sherren. Dia juga merupakan petugas di Changi, hanya berbeda bagian dengan Mr.Taha. Umurnya masih muda sekitar 2 tahun lebih tua dariku. Malam itu Mr.Taha mengajak kami ngobrol dan minum kopi bersama. Mr.Taha memang baik, dia yang traktir semua kopi dan camilan malam itu. Kami berbincang tentang banyak hal malam itu. Wah…Sungguh…Orang-orang yang luar biasa.

Tak terasa sudah hampir 1 jam kami berbincang. Mereka pun harus kembali bekerja. Mr.Taha bilang kalau dia kelar kerja jam 12 malam.  Yah…kembali setelah itu aku sendiri lagi. Setelah itu aku hanya duduk-duduk dikursi yang tersedia di terminal 2. Malam mulai larut aku merasa ngantuk. Ingin sekali rasanya merebahkan badan, tapi walau bandara ini sangat luas tidak ada satupun orang yang tidur sembarangan di lantai seperti di Indonesia. Ternyata diluar dugaan. Aku ngantuk tapi aku malu untuk tidur dilantai takut dimarahi petugas batinku. Akhirnya aku hanya mencoba tidur dalam posisi duduk. Hah..susah sekali tidur dalam posisi duduk seperti ini. Aku pun hanya memandangi orang-orang berlalu lalang di depanku. 

Jam 12 lebih tiba-tiba Hp berbunyi. Ada sms dari Mr.Taha. Where are you? Tanyanya. Aku pun membalas di terminal 2. Tidak lama kemudian ada orang memanggilku. Dia Mr.Taha. kami pun berbincang sejenak di tempat itu. Entah karena apa tiba-tiba Mr.Taha menawariku untuk ikut dengannya ke Hotel. Wah…aku menolak karena jujur I don’t have much money to stay at hotel. Tapi Mr.Taha bilang tenang nanti saya yang urus. Wah...aku bingung..semula aku agak ragu untuk ikut dengannya karena aku baru hari itu bertemu dengannya. Takut di jual atau di apa-apain. Tapi setelah merenung akhirnya aku putuskan untuk ikut. Aku percaya Mr.Taha orang baik dan aku hanya berdoa kepadanNya agar selalu diberi keselamatan.

Tidak lama setelah itu kami berjalan keluar bandara. Mr.Taha menyetop taksi dan kami pergi naik taksi. Inilah untuk pertama kalinya aku melihat Singapore di luar bandara. Sekilas kulihat kanan kiri lingkungannya tertata sangat rapi  an sepertinya tidak ada rumah kecil. Semua berbentuk semacam hotel atau apartement. Dalam perjalanan kami menuju hotel itu Mr.Taha sedikit menjelaskan tentang tempat-tempat yang kami lalui itu.

Jam 12.45 waktu Singapore kami sampai di hotel. Mr.Taha segera menuju meja receptionist dan memesan kamar. Aku diminta menunjukkan passport. Setelah dapat kunci kami pun segera menuju kamar. Tidak lama kami pun sampai di kamar. Pintu kamar segera dibuka dan Mr.Taha menyalakan lampu. Wah...kamar yang simple dan sangat bersih. Mr.Taha menawariku untuk mandi, tapi rasanya aku sudah terlalu kantuk dan aku pun menolaknya. Melihatku yang sudah terkantuk berat Mr.Taha segera mempersilahkanku untuk tidur sedangkan dia pergi untuk mandi. Aku rebahkan tubuhku di kasur yang sangat empuk dan nyaman itu. Selimut tebal menghangatku dari udara dingin malam itu. Aku berdoa dan berterimakasih atas pertolongan yang diturunkannya malam itu. Aku pun terlelap.

Belum lama rasanya menutup mata, terdengar suara alarm yang sengaja aku set jam 5.00. Yah..aku terbangun, sementara Mr.Taha masih terlelap. Aku ambil air wudhu dan sholat subuh. Mr.Taha sepertinya terbangun karena gerakanku, setelah shalat subuh dia bertanya padaku. Mengenai depart pesawatku hari itu. Aku depart ke Thailand jam 1 siang. Aku harus check in jam 11. Mr.Taha bilang kalau kami akan keluar hotel sekitar jam 7. Dia memintaku untuk mandi dan bersiap-siap. Aku pun bergegas mandi dan bersiap-siap.

Kamis 6 Desember 2012. Tak kusangka akan menjadi hari yang indah dan luar biasa bagiku di negeri tetanga ini. Pagi itu kami check out hotel sekitar jam 7. Aku dan Mr.Taha berjalan keluar hotel. Subhanallah..inikah Singapore..sungguh tertata rapi dan bersih. Rasanya lebih mirip di negara-negara Eropa yang sering kulihat di TV. Mr.Taha memanggilku, aku tebangun dari lamunan. Dia membawaku ke sebuah rumah makan. “we will take a breakfast here”,katanya. Kami pun sarapan bersama di warung itu. Warung itu menyajikan berbagai makanan halal. Sistemnya seperti prasmanan sehingga kita diminta mengambil sendiri. Aku hanya mengambil nasi dan sedikit sayur. Mr.Taha pun segera mengambilkanku daging dan bilang “Don’t worry, you are my friend. It will be free for you.” Dia rupanya ingin mentraktirku lagi. Wah..subhanallah baik sekali orang ini ya Rab...  

Geylang, adalah daerah dimana kami berada saat itu. Mr.Taha bilang kalau daerah ini merupakan pusatnya orang Melayu di Singapore. Masjid hanya ada di kawasan ini karena kebanyak orang melayu adalah muslim. Di daerah lain tidak ada masjid karena kawasan tinggal etnis lain. Mr.Taha juga menjelaskan kalau tempat ini adalah favoritnya orang-orang Indonesia untuk tinggal selama mereka di Singapore. Banyak orang Indonesia yang datang ke Singapore untuk berdagang atau hanya sekadar berlibur. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang Batam. Mr.Taha juga menjelaskan bahwa di Singapore tak ada rumah-rumah kecil macam di Indonesia. Disini semua rumah berupa apartment. Jadi rumah bagi mareka ya apartment. Pantas saja selama perjalanan aku tak menjumpai rumah-rumah. Satu kalaimat yang mencenangkan aku dengar dari mulut Mr.Taha. “Tanah negeri kami ini sempit dan kami harus berfikir keras agar seluruh rakyat dapat tempat tinggal.” Hm..teringat akan luasnya tanah negeriku Indonesia akan tetapi efektivitas sistem pengelolaannya sangat dipertanyakan.

Dan kenyataan yang seperti mimpi pun dimulai. Mr.Taha seperti hendak memberiku kejutan. Ternyata pagi itu dia ingin membawaku keliling Singapore. Ya…aku dibawanya mengelilingi negeri Kecil nan idah itu. Aku diajaknya naik bus public dan MRT. Aku diajak pula ke beberapa tempat eksotis favorit apara pelancong. Dia menunjukkanku lintasan F1 yang ternyata adalah jalan raya. Dia juga menunjukkanku tempat-tempat berbangunan megah yang dulunya adalah lautan yang disulap menjadi daratan oleh manusia. Dan yang luar biasa dia membawaku ke vivo city, harbor front. Ini adalah salah satu tempat yang pernah aku mimpikan dan aku saat itu berdiri disana. Sungguh luar biasa apa yang diberikanNya memalaui malaikat yang bernama Mr.Taha di Singapore ini. Inilah keindahan dan petualangan luar biasaku bersama Mr.Taha di Singapore.




Mr.Taha bilang dahulu kawasan ini adalah laut...dan lihatlah sekarang macam begitu...Sungguh Singapore punya tekad kuat..Salut banget — in Singapore, Singapore.

Tempat favorit para pelancong dan orang singapore bersantai menikmati waktu luang.. — at Vivo City Shopping Mall.

cruise center...semacam ambarokmo tp dijadiin pelabuhan kapal..ckckckck — at Singapore Cruise Centre.

 

pertama kalinya aku naik MRT singapore. Kereta bawah tanah super cepat. Kata Mr.Taha, kalau mau muter2 Singapore, tinggal naik aja MRT.Murah dan cepat. Kita juga bisa melihat pemandangan indah ketika kereta ini keluar dari tanah :D.. Kereta ini luar biasa. Kata beliau, ada 4 tingkat rel di bawah tanah.Jd ada 4 tingkat rel dibawah tanah. Yah....Jangan dibandingkan kereta ekonomi progo atau kelas executive indonesia sekalipun..jauh :D — at MRT.


Waktu terasa sangat cepat berlalu, tak terasa waktu sudah cukup siang dan aku harus segera pergi ke bandara. Sebenarnya Mr.Taha sangat ingin mengajakku ke patung singa Marlion. Tapi karena waktu sudah mepet check in, jadi dia tak mau ambil risiko dan segera mengantarkanku menuju bandara menggunakan MRT. Cukup nyesel sebenarnya tidak bisa ke Marlion, tapi Mr.Taha berjanji suatu saat nanti akan mengajaku ke Marlion. 

Inilah petualanganku selama 24 jam di Singapore. Sungguh petualangan yang indah dan diluar dugaan. Petualangan yang penuh anugrah dan keberuntungan. Selama 24 jam di negeri ini, aku bisa merasakan nikmatnya tidur di hotel, makan enak gratis, muter-muter naik bus dan MRT gratis dan bisa melihat indahnya vivo city dan tempat-tempat indah lainnya. 

Aku bukanlah orang cerdas ataupun jenius. Aku bukan pula orang kaya. Aku hanyalah orang yang beruntung. Nantikan kisah petualanganku di negeri Gajah. Thanks for visit :)


0 komentar:

Posting Komentar

Flowers

Flowers
The beauty Arachnis

Serangga galau

Serangga galau
The Romantic Insect

Amblyphigi

Amblyphigi
Salah satu biota penghuni ekosistem Gua
 

Browse