Tidur kami malam
itu ditemani hembusan angin pantai yang cukup kencang sepanjang malam membuat
udara malam yang tenang itu menjadi dingin. Hembusan angin yang menempa tenda
menimbulkan suara yang cukup ngeri. Namun di dalam tenda pinjaman itu cukup
pulas tidur kami malam itu.
Dalam tidur
lelap malam itu pun ada saja hal konyol yang terjadi. Yang benar saja, di
antara aku dan prast ada seekor kucing yang juga ikut tidur di dalam tenda.
Nampaknya si kucing itu kedinginan di luar kali ya jadi ikut tidur di tenda.
Semula kami tak jadikan masalah si kucing numpang tidur di tenda kami, tapi
yang jadi masalah ternyata si kucing tidurnya gemuruh alias “NGOROK”, hahaha…
konyol banget yah..ternyata kucing juga bisa ngorok tuh.. yang heboh ngoroknya
si kucing cukup keras lo bro…mendengar itu prast bangun dan membawa si kucing
keluar tenda. E…e…lucunya si kucing kagak mau tidur di luar bro…dia balik dan
balik lagi ke tenda. Terpaksa dah kami biarkan si kucing tidur di tenda. Ckckck..haduh…kucing…makanya
jangan ngorok donk tidurnya.haha
Malam terakhir
kami di Pulau Tidung itu berlalu cukup cepat. Tak terasa aja adzan subuh
membangunkan kami dari tidur lelap. Pagi di kala sang mentari belum nampak itu
sungguh dingin sekali. Angin pantai masih setia berhembus. Kembali kami menuju
pantai yang tak jauh dari tenda kami di pagi buta itu untuk berwudhu. Hua…air
lautnya cukup hangat lo bro..cukup aneh..hehe…Selanjutnya kami shalat.
Mentari mulai
nampak dan menerangi pulau kecil nan indah itu. Acara pagi itu kami memasak
untuk terakhir kalinya di Pulau Tidung. Ya…pagi itu rencana kami akan kembali
ke pulau jawa. Menu pagi itu cukup special bro..yakni jagung rebus sisa semalam
yang kami panasin lagi..haha..Walau hanya jagung rebus tapi cukup nikmat di
lidah kami saat itu. Setelah menyantap sarapan, kami bergegas untuk merobohkan
tenda. Bersama kami berkemas dan mengecek semua barang kami.
Pagi itu pagi
terakhir kami di Tidung…wah….gak terasa dua hari sudah berpetualang di pulau
yang indah ini…Sekarang saatnya untuk pulang ke pulau Jawa. Sebelum cabut, tak
lupa kami berpamitan dengan pak Polisi yang udah nduluin kita pulang via SMS.
Kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan dan yang terpenting
buat home stay gratisnya selama kami di Tidung. Tak lupa pulau kami berpose
untuk trakhir kalinya di depan home stay gratis kami pagi itu. Beginilah
kira-kira pose kami di depan home stay gratis kami.Haha
Setelah berpisah
dengan home stay gratisan, kami langsung cabut kembali ke pelabuhan. Kembali kami
susuri jalan setapak yang hari pertama kami lewati namun kali ini berbeda arah.
Selangkah demi selangkah kami mulau menjauhi tempat kegilaan kami di pulau
indah itu hingga kami sampai di pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan kami
mencari kapal yang akan membawa kami ke kembali ke pulau Jawa. Seakan tak jauh
dari hal baru, pagi itu kami mendapat tantangan untuk menaiki perahu yang
berbeda. Jika saat menuju pulau tidung kami menaiki kapal kerapu yang modern
dan cepat milik DISHUB Jkt, kali ini kami harus menaiki perahu yang cukup
konvensional milik swasta. Ukuran perahu itu jauh lebih besar dari kapal
kerapu. Inilah perahu BISMA 2 yang membawa kami kembali ke pulau Jawa.
Tak lama
menunggu, tibalah saatnya kami harus meninggalkan pulau indah itu. Cukup sedih
memang meninggalkan pulau indah Tidung. Untuk terakhir kali kami tak lupa
berpose di pelabuhan pulau Tidung sebagai tanda perpisahan kami.
Perahu mulai
bergerak menjauh dari pulau Tidung. Di perahu itu kami memilih duduk di bagian perahu itu membuat kami deg-degan. Namun
semakin lama kami pun terbiasa dengan goyangan perahu itu. Semakin menjauh
semakin menjauh. Kami memantau Jembatan Cinta dari kejauhan hingga tak terlihat
lagi. Terdiam sejenak kami mengenang semua keindahan yang kami peroleh di pulau
itu. Seakan tak ada jenuhnya keindahan kembali tersaji buat kami dalam
perjalanan di tengah lautan itu. Burung-burung laut beraksi terbang
kesana-kemari mengalihkan pandangan mata kami. Cukup banyak ternyata
burung-burung di daerah itu menunjukkan kentalnya habitat mereka di kepulauan
yang indah itu. Dalam perjalanan itu kami juga dapat melihat pulau-pulau lain
yang membentuk kepulauan seribu. Kapal-kapal berlayar menghiasi lautan nan biru. Sungguh kembali keindahan yang kami dapat.
Semakin lama
semakin nampak pulau tempat kita berdomisili pulau Jawa. Gedung-gedung megah
nan tinggi kembali terlihat. Yang pedih ketika kami melihat kearah air laut
yang kembali menghitam dan di hiasi
sampah-sampah. Sungguh hal yang menyedihkan yang membawa kami teringat
akan keindahan laut pulau Tidung yang sangat bening dan di hiasi ikan-ikan.
Perbedaan yang sangat tajam. Perahu mulai merapat, bau tajam kembali menusuk
hidung. Ya….kembali kami harus mencium bau busuk itu yang menandai bahwa kami
telah sampai di Muara angke. Yang unik ketika kami hendak turun dari kapal, kami
melihat ada 4 ikan berwarna hitam yang berenang di air yang juga berwarna
hitam. Sungguh hal yang luar biasa mereka mampu bertahan hidup di air yang
berpolusi itu. Ada lagi hal yang nggegirisi yang kami temui ketika kami telah
kembali menginjak tanah pulau Jawa. Kami kembali dapat melihat ikan-ikan indah
penuh warna, namun kali ini mereka berenang di air dalam kantong plastic.
Ya…nelayan menangkap ikan-ikan indah itu. Bahkan kami melihat ada nemo disana.
Wah-wah,…sungguh kasian melihat mereka terperangkap. Namun kami tak mampu
berbuat banyak dan memilih melanjutkan perjalanan. Di kanan kiri pelabuhan kami
melihat banyak ikan-ikan kecil pada mati.hu…hu….sedih banget dah pokoknya.
Sampainya kami
di Muara angke menandai berakhirlah petualangan kami ke pulau Tidung.
Petualangan yang sungguh luar biasa dan penuh dengan keindahan. Petualangan
yang tak akan pernah aku lupakan selama aku bernafas. Namun petualangan kami
kali itu belumlah berakhir kawan….Petualangan kami masih terus berlanjut di Ibu
Kota. Ya…seakan kurang puas kami kembali berpetualang di Jakarta. Petualangan
di Ibu Kota tak kalah seru dan menarik lho…Mau tahu ceritanya???Tunggu
rangkaian cerita kami di judul baru cerita “Ngelancong di Ibu Kota”….Thanks for
your visitJ
Terasa belum
lama memejamkan mata, pagi pun datang membangunkan kami dari kelelapan.
Wah…rencanaku nonton bola bareng pak polisi gagal, rencanaku mau bangun jam
tiga tapi alarmku tak mampu tuk membangunkanku dari kelelapan tidurku
semalam.hahaha…
Pagi itu kami
bergegas shalat subuh dan segera bersiap kembali menuju jembatan cinta. Ya…kami
tak mau ketinggalan indahnya sunrise pagi itu. Tanpa bekal kami pun segera
berangkat menuju jembatan cinta. Pemandangan indah langsung tersuguh untuk
kami. Udara pagi yang segar langsung kami hirup. Sunrise di tempat itu ternyata
juga tak kalah indah dengan sunsetnya. Lihat kegilaan kami menanti sunrise
sambil berfoto narsis ini…
Cukup indah kan sunrisenya?
Spontan rencana
kami berubah pagi itu. Kami memutuskan untuk mengunjungi Pulau Tidung kecil
yang kabarnya tak berpenghuni. Habis kami penasaran, jadi ya kami putuskan saja
untuk mengunjunginya. Bersama kami menyeberangi jembatan cinta yang ternyata cukup
panjang. Jembatan itu terbuat dari kayu dan keadaannya sudah lumayan tua. Ada
beberapa titik dari jembatan itu yang sudah mulai rusak. Timbul perasaan takut
saat kami melewati titik yang kerusakannya cukup menghawatirkan itu. Takut
ambruk dan kami njebur.hehehe.
Jarak yang kami
tempuh untuk sampai di Pulau Tidung kecil ternyata cukup jauh. Lumayan lelah
juga kami padahal kami tak membawa bekal minum sedikitpun.haha…memang
orang-orang nekat. Akan tetapi lelah kami itu benar-benar terobati dengan
keindahan lain yang tersaji di pulau Tidung kecil. Sepanjang jalan kami
menjumpai bunga-bunga yang cukup indah. Kami menyusuri jalan setapak yang ada
di pulau kecil itu. Hingga akhirnya kami sampai di ujung jalan setapak itu.
Jalan setapak itu mengarahkan kami sampai di suatu tempat nan eksotis. Di
tempat itu terdapat gedung-gedung, namun tak tahu gedung apa itu. Keindahan di
pulau tidung kecil ternyata tak kalah dari pulau Tidung besar. Bahkan di tempat
itu terdapat ayunan yang terletak tepat di pinggir pantai. Ya…lumayan buat kami
mainan..Menambah indah suasana di tempat kitu. Beginilah kiranya kegilaan kami
di Pulau Tidung Kecil.
Namun di balik
keindahan itu kami juga merasakan ada hal yang cukup mistis lo disana.
Ya…namanya pulau yang tak berpenghuni. Cuma kelelawar aja yang banyak disana.
Mungkin emang ada yang lain sih…tapi ga keliatan aja.hehe…
Hari mulai siang dan perut kami
sudah protes aja. Kami memutuskan untuk kembali ke Pulau Tidung besar. Setelah
sampai di Tidung besar, kami segera kembali ke home stay gratis kita, yakni
kantor Polisi.hahaha…Sesampainya disana kami sudah tak menjumpai satupun orang.
E…ternyata Bapak-bapak polisinya udah pada pulang ke Jakarta bro..Beliau
meninggalkan sepucuk surat singkat yang isinya suruh menghubungi Polisi yang
lain yang no. Hpnya tertulis di kertas tersebut. Wah…wah….teganya si pak polisi
kami di tinggalkan suruh menjaga Kantor Polisinya.ckckckck…
Masak-masak
adalah kegiatan kami setelah itu. Menu pagi itu adalah nasi sarden. Eitz…tapi
bukan sembarangan nasi sarden lho…yang ini special tapi gak pake telor. Nasi
yang kami buat airnya pake air laut. Jadi rasanya cukup asin.hahaha…Pernah gak
ngrasain nasi air laut??enak lho ternyata..hehehe..Setelah siap kami pun
membawa makanan itu ke tepi pantai yang terletak di belakang kantor Polisi
tempat kami memasak. Wuih….Keren lah pokoknya..makan bersama orang-orang geje
di tepi pantai nan elok..haha..benar-benar pengalaman yang tak akan terlupakan
dah. Setelah makan pun kami nyuci piringnya juga di pantai lho..hehe..berbagi
makan lah sama ikan-ikan kecil yang ada di pantai itu.
Setelah makan,
kami langsung bersiap untuk hal yang paling kami tunggu-tunggu. Ya…sesuai
rencana hari itu kami ingin habis-habisan mainan air dan snorecling tentunya.
Kami pun menuju ke tempat penyewaan alat-alat snorecling. Setelah
bertanya-tanya, akhirnya kami pun sepakat untuk menyewa seperangkat alat
snorecling. Untuk menyewanya, kami harus membayar 30rb untuk setiap perangkat.
Beginilah kiranya rupa kami setelah menggunakan seperangkat alat snorecling.
It’s
wonderful….Amazing….that was the first time for me. Saat itu menjadi pengalaman
pertamaku snorecling. Semula cukup takut sebab aku gak handal renang. Setelah
mencobanya eh ternyata gak sulit-sulit amat kok bro...Saat itu juga aku
menemukan kemampuanku berenang yang semula sempat hilang.hehe..ternyata aku
masih bisa renang lo bro..gak sadar aku..hxhxhxhx..
Snorecling
sungguh menjadi pengalaman yang menakjubkan. Kami benar-benar bisa melihat
secara langsung kehidupan di bawah laut walau hanya di bagian dangkalnya saja.
Kami dapat melihat ikan-ikan dan karang yang cukup indah. Ikan-ikannya
lucu-lucu dan berwarna-warni.Wahwah..keren lah pokoknya. Sayang banget
keindahan itu tak bisa ku abadikan. Namun ternyata di bawah air yang bening itu
juga terdapat banyak sampah yang berserakan lo bro.. wah..wah…pada buang sampah sembarangan.
Sungguh gak bertanggung jawab. Sayang banget kalau pantai itu sampai rusak
gara-gara ulah manusia yang gila.
Seakan tak puas
dengan snorecling, kami pun penasaran ingin mencoba rasanya melaut dengan kapal
yang kami kendalikan sendiri. Semula kami berencana untuk menyewa cano, namun
ternyata harga sewanya muahalnya minta ampun. Masak iya untuk 30 menit saja
kami harus membayar Rp.50.000,-. Seakan tak habis akal dan melihat peluang, kawan
kami jarot dan pras malah nego sama nelayan. Ternyata mereka ingin menyewa
perahu nelayan tersebut. Haha..ada-ada saja ya mereka..Namun hasilnya sukses
loh bro..mereka bisa menyewa kapal itu dengan harga miring. Rp 20.000,-untuk
dua jam pemakaian. Gimana?jauh kan di banding harga sewa cano tadi?haha…
Mengendalaikan
perahu ternyata cukup sulit lho bro...Tak semudah kelihatannya. hehe.. beginilah
kegilaan kami saat berlayar dengan perahu sewan itu dan juga saat mainan air.hehe
Ada hal tragis
terjadi ketika dua orang dari kami berlayar dengan perahu itu. Saat Rista dan
udin kebagian berlayar, eh camera kesayangan rista harus jatuh ke air yang
masuk ke perahu itu. Dari kejauhan dia berteriak, “Kameraku cah,” sambil
menunjukkan kameranya yang basah terkena air laut. Setelah kejadian itu mereka
langsung menepi. Yah…sayang sekali, setelah di tes dan di keringkan, kameranya
tetap saja gak mau nyala. Berakhir sudah deh fungsi dari kamera itu. Beginilah
ekspresi penyesalan Rista melihat kameranya rusak.
Sabar Ris
sabar…besok beli lagi yang lebih bagus ya..hehe..Dari pada galau mending
foto-foto..Inilah hasil kegejean kami bermain air.
Ketika Pras,
Udin dan Jarot mengembalikan perahu yang kami sewa tadi, aku, Rista dan Tata
membuat tulisan di pasir putih tepi pantai itu yang kami persembahkan buat
teman-teman kelas kami IBE tercinta. Inilah hasil karya kami untuk kalian
teman-teman.hehehe
Setelah acara
pembuatan tumpeng pasir itu kami segera menyusul kawan-kawan kami yang ternyata
sedang snorecling di bawah jembatan cinta. Dimulai dari saat itu kami berencana
melakukan adegan yang cukup berbahaya. Kami akan loncat dari jembatan cinta.
Haha…ngeri ya… Udah dari semula aku gak setuju dengan adegan itu sebab aku
emang orang yang paling takut sama ketinggian dan air. Hehe…Namun mereka tetap
aja ngotot ingin lompat..ya..mau gimana lagi…Dituruti Boss…wkwkwkwk
Setelah sampai
di atas jembatan kakiku gak bisa berenti bergetar. Semakin ragu aku untuk
melompat. Namun sepertinya hal itu tak terjadi pada teman-temanku. Wa….. jebur….
jebur…. jebur…. jebur…. jebur…. jebur…. jebur… jebur…… Jarot 5 kali lompat,
Prast 3 kali, udin dan Rista sekali. Dan aku???aku tak berani loncat..haha..aku
memilih mengundurkan diri dari atraksi itu. Mau beritung sampai berapapun, mau
teriak apapun aku tetep gak berani lompat. Setiap mencoba mau loncat, tanganku
selalu reflex memegang tiang jembatan. Ahahaha…Takut bro…aku takut gak berani
loncat…Daripada tar aku semaput mending kagak usah lompat dah. Bayangin..aku
hany berani lompat dari batu yang tingginya Cuma setengah meter dari air.Ahahaha..keren
banget kan bro..super Saiya sekali..Wkwkwk. Kawan-kawanku tak ada hentinya
menertawakan aku akibat ulah konyolku yang tak berani lompat. Bahkan Udin dan
Prast mengubah nama jembatan cinta itu menjadi Jembatan KEBERANIAN. Hahaha
sialan mereka..mentang-mentang berani lompat..Aku gak mau kalah, aku pun
mengganti namanya menjadi Jembatan KEGALAUAN.hahaha…Tak apa lah..lain waktu
aja, aku mau latihan dulu biar berani lompat.wkwkwk..Beginilah aksi keren
teman-temanku yang pada lompat. Aku dan tata Cuma liat aja cukup.hahaha
Keren kan bro???Sayang super
saiya 4 nya ga berani loncat.Ahahaha
Eitz..hampir
kelupaan..Ini ada cerita yang tak kalah konyol bro…Konyol banget
malahan..Cerita ini Udin actor utamanya. Disaat mau loncat, semula kan udin
juga gak berani. Dia meminta Jarot untuk menemaninya loncat.
Jebur….jebur….akhirnya mereka pun lompat bersamaan. Nah…ketika mendarat, su
Udin salah posisi. Bukannya kaki yang buat ndarat, e…dia malah pake
bokong.Ahahaha…Sontak setelah mendarat dia berenang mendekati Jarot sambil
memegang bokongnya yang keram dan berteriak keras, “BOKONGKU!!!!!!!!!,”
teriaknya. Ahaha….kami sontak tertawa terbahak melihat kekonyolan Udin itu. Aku
yang melihat kejadian itu dari atas jembatan benar-benar tak bisa menahan tawa
melihat udin berenang ulah udin stelah lompat.hahahaha….Udin…Udin…tak
henti-hentinya kau buat kekonyolan di setiap petualangan. Tapi penghargaan lah
patut di berikan karena udah berani lompat, daripada aku yang Cuma berani dari
ketinggian 30cm, padahal udah jadi super saiya 4. Wahaha…
Setelah puas
dengan adegan panas di bawah terik matahari yang sangat panas dan membakar
kulit itu, kami memutuskan untuk menyudahi main-main airnya. Setelah
mengembalikan peralatan yangb kami sewa dan tak lupa membayar, kami pun pulang
ke home stay kantor Polisi. Hehe..Setelah itu kami mandi, shalat, istirahat dan
masak. Siang itu kami memasak mie dan kembali makan di tepi pantai yang tadi
pagi kami gunakan juga untuk makan.
Kami benar-benar
tak mau membuang waktu kami disana sia-sia. Tak lama setelah beristirahat, hari
semakin sore dan artinya kembali sunset akan tersuguh. Belum puas dengan sunset
pertama, kami pun kembali menyaksikan indahnya sunset kedua. Namun kali ini
kami tak melihatnya dari jembatan cinta, akan tetapi di bantaran pulau kecil
yang letaknya tak jauh dari jembatan cinta. Sunset kedua ini ternyata lebih
indah di banding yang kemarin. Lihat saja gambar ini dan nikmati keindahannya.
Hari mulai
malam, kami kembali ke home stay dan tak lupa shalat. Kantor Polisi malam itu
terasa amat sepi sebab pak polisinya pada pulang. Lumayan ngeri juga kalo
dipikir-pikir, apalagi kalo inget kata pak hendro kemarin tentang tanah kantor
ini yang dulunya bekas kuburan. Membuat kami semakin ragu aja bermalam di
tempat itu. Hehe. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda.
Alasannya ingin mencari suasana baru dengan bertenda. Padahal juga karena kami
agak takut sih tidur di dalam. Hehe. Tak jauh dari kantor itu kami dirikan
tenda. Angin malam kencang khas pulau tidung tetap berhembus mengiringi malam
itu. Setelah tenda berdiri, acara selanjutnya adalah masak untuk makan malam.
Malam itu kami masak jagung sebagai pengganti nasi sebab beras kami habis dan
lauknya mie yang di campur sarden. Makan malam itu amat special karena kami makan
bersama di bawah tenda yang di tempa angin cukup kencang dengan penerangan
lampu senter. Cukup romantis dah suasananya..haha…
Malam itu kami
tak berani wudhu di kamar mandi polsek akibat suasan mistisnya.hehe..akibatnya
kami memilih untuk wudhu di pantai dengan air laut. Ketika kami hendak wudhu,
kami menengok kea rah atas. Wah...tak henti-hentinya kami di suguhi keindahan
di Pulau itu. Bintang-bintang berkelip indah di langit pulau Tidung malam itu.
Setelah kami menatap arah depan yakni arah pulau jawa, tak sedikit pun Nampak
bintang-bintang. Ternyata disamping lautnya yang kotor, Langit Jakarta juga tak
di hiasi dengan bintang-bintang.Ckckck..Ironis sekali perbedaannya dengan Pulau
ini. Setelah wudhu kami pun segera shalat berjamaah dan selanjutnya tidur.
Hey…Jangan
berpuas diri dulu dengan ceritanya…dalam tidur kami pun terjadi hal yang unik
dan konyol loh bro… Mau tahu kayak apa kekonyolan itu???Akan aku sambung cerita
panjang ini di Part selanjutnya…Tetap setia yah membaca jalan cerita indah
ini…kalau gak bakalan nyesel seumur hidup dah..hahah…To be continous….