Ketika Hujan Itu

Rabu, 29 Februari 2012

Ku pandang sekilas atap dunia
Hitam warna menutup lautan angkasa
Deras hembusan angin menerpa daratan
Kilat menyambar kerlipnya sesaat menerangi kegelapan
Gelegar kiat terdengar memecah ketenangan
            Seketika itu terdengar gemuruh dari kejauhan
Semakin keras terdengar gemuruh kian mendekat
Rintik hujan nampak di hijaunya dedaunan  
Hingga derasnya hujan datang menghujam
Nyanyian burung berganti sudah….
Terdengar nyanyian baru dari sungai kecil
Menyambut ria datangnya air
Kutatap mereka yang ada di sampingku
Penuh cemas menanti redanya hujan
Namun berbeda si wanita bercaping itu
Mengangkat kedua tangan menghaturkan doa

Bait Penuh Lara

Sabtu, 11 Februari 2012

Mentari bersinar terang pagi itu
Cerah tanpa ada setitik hitam pun di langit
Tiada tetes hujan membasahi
Udara pagi hangat menyelimuti
Namun tiada sedikitpun keindahan menghias

Bersanding denganmu pagi itu ku terdiam
Tak satu kata pun mampu terucap
Tatapan kosong mata ini semakin memburam
Melihat waktu berputar semakin cepat

Pedih melihatmu tertunduk dihadapanku
Siksa batin menggampar ketika kulihat matamu meneteskan lara
Sesak dada ini mendengar lirih tangismu
Kurasa bayang kelam datang menutup angan

Gundah dan bimbang hati ini ketika itu…
Kurasa…….
Dilemma datang kian mendekat
Dingin salju penghias hati serasa mencair terpampang amarah
Energi serasa memuai membuat raga ini melemah
Ketika ku coba mengingat cerita indah masa lalu
Seketika tersapu dasyat hembusan angin

Meski akan penuh lara hati ini
Meski pedih akan setia menghantui waktu demi waktu
Meski api akan membara penuh derita
Ku tak akan paksakan dua jiwa yang tak sejalan  

Berita Indah Pulau Tidung Part V (The last day at Tidung Island)

Sabtu, 04 Februari 2012

Tidur kami malam itu ditemani hembusan angin pantai yang cukup kencang sepanjang malam membuat udara malam yang tenang itu menjadi dingin. Hembusan angin yang menempa tenda menimbulkan suara yang cukup ngeri. Namun di dalam tenda pinjaman itu cukup pulas tidur kami malam itu.
Dalam tidur lelap malam itu pun ada saja hal konyol yang terjadi. Yang benar saja, di antara aku dan prast ada seekor kucing yang juga ikut tidur di dalam tenda. Nampaknya si kucing itu kedinginan di luar kali ya jadi ikut tidur di tenda. Semula kami tak jadikan masalah si kucing numpang tidur di tenda kami, tapi yang jadi masalah ternyata si kucing tidurnya gemuruh alias “NGOROK”, hahaha… konyol banget yah..ternyata kucing juga bisa ngorok tuh.. yang heboh ngoroknya si kucing cukup keras lo bro…mendengar itu prast bangun dan membawa si kucing keluar tenda. E…e…lucunya si kucing kagak mau tidur di luar bro…dia balik dan balik lagi ke tenda. Terpaksa dah kami biarkan si kucing tidur di tenda. Ckckck..haduh…kucing…makanya jangan ngorok donk tidurnya.haha
Malam terakhir kami di Pulau Tidung itu berlalu cukup cepat. Tak terasa aja adzan subuh membangunkan kami dari tidur lelap. Pagi di kala sang mentari belum nampak itu sungguh dingin sekali. Angin pantai masih setia berhembus. Kembali kami menuju pantai yang tak jauh dari tenda kami di pagi buta itu untuk berwudhu. Hua…air lautnya cukup hangat lo bro..cukup aneh..hehe…Selanjutnya kami shalat.
Mentari mulai nampak dan menerangi pulau kecil nan indah itu. Acara pagi itu kami memasak untuk terakhir kalinya di Pulau Tidung. Ya…pagi itu rencana kami akan kembali ke pulau jawa. Menu pagi itu cukup special bro..yakni jagung rebus sisa semalam yang kami panasin lagi..haha..Walau hanya jagung rebus tapi cukup nikmat di lidah kami saat itu. Setelah menyantap sarapan, kami bergegas untuk merobohkan tenda. Bersama kami berkemas dan mengecek semua barang kami.
Pagi itu pagi terakhir kami di Tidung…wah….gak terasa dua hari sudah berpetualang di pulau yang indah ini…Sekarang saatnya untuk pulang ke pulau Jawa. Sebelum cabut, tak lupa kami berpamitan dengan pak Polisi yang udah nduluin kita pulang via SMS. Kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan dan yang terpenting buat home stay gratisnya selama kami di Tidung. Tak lupa pulau kami berpose untuk trakhir kalinya di depan home stay gratis kami pagi itu. Beginilah kira-kira pose kami di depan home stay gratis kami.Haha

Setelah berpisah dengan home stay gratisan, kami langsung cabut kembali ke pelabuhan. Kembali kami susuri jalan setapak yang hari pertama kami lewati namun kali ini berbeda arah. Selangkah demi selangkah kami mulau menjauhi tempat kegilaan kami di pulau indah itu hingga kami sampai di pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan kami mencari kapal yang akan membawa kami ke kembali ke pulau Jawa. Seakan tak jauh dari hal baru, pagi itu kami mendapat tantangan untuk menaiki perahu yang berbeda. Jika saat menuju pulau tidung kami menaiki kapal kerapu yang modern dan cepat milik DISHUB Jkt, kali ini kami harus menaiki perahu yang cukup konvensional milik swasta. Ukuran perahu itu jauh lebih besar dari kapal kerapu. Inilah perahu BISMA 2 yang membawa kami kembali ke pulau Jawa.

Tak lama menunggu, tibalah saatnya kami harus meninggalkan pulau indah itu. Cukup sedih memang meninggalkan pulau indah Tidung. Untuk terakhir kali kami tak lupa berpose di pelabuhan pulau Tidung sebagai tanda perpisahan kami.





Perahu mulai bergerak menjauh dari pulau Tidung. Di perahu itu kami memilih duduk di bagian  perahu itu membuat kami deg-degan. Namun semakin lama kami pun terbiasa dengan goyangan perahu itu. Semakin menjauh semakin menjauh. Kami memantau Jembatan Cinta dari kejauhan hingga tak terlihat lagi. Terdiam sejenak kami mengenang semua keindahan yang kami peroleh di pulau itu. Seakan tak ada jenuhnya keindahan kembali tersaji buat kami dalam perjalanan di tengah lautan itu. Burung-burung laut beraksi terbang kesana-kemari mengalihkan pandangan mata kami. Cukup banyak ternyata burung-burung di daerah itu menunjukkan kentalnya habitat mereka di kepulauan yang indah itu. Dalam perjalanan itu kami juga dapat melihat pulau-pulau lain yang membentuk kepulauan seribu. Kapal-kapal berlayar menghiasi lautan nan biru. Sungguh kembali keindahan yang kami dapat.


Semakin lama semakin nampak pulau tempat kita berdomisili pulau Jawa. Gedung-gedung megah nan tinggi kembali terlihat. Yang pedih ketika kami melihat kearah air laut yang kembali menghitam dan di hiasi  sampah-sampah. Sungguh hal yang menyedihkan yang membawa kami teringat akan keindahan laut pulau Tidung yang sangat bening dan di hiasi ikan-ikan. Perbedaan yang sangat tajam. Perahu mulai merapat, bau tajam kembali menusuk hidung. Ya….kembali kami harus mencium bau busuk itu yang menandai bahwa kami telah sampai di Muara angke. Yang unik ketika kami hendak turun dari kapal, kami melihat ada 4 ikan berwarna hitam yang berenang di air yang juga berwarna hitam. Sungguh hal yang luar biasa mereka mampu bertahan hidup di air yang berpolusi itu. Ada lagi hal yang nggegirisi yang kami temui ketika kami telah kembali menginjak tanah pulau Jawa. Kami kembali dapat melihat ikan-ikan indah penuh warna, namun kali ini mereka berenang di air dalam kantong plastic. Ya…nelayan menangkap ikan-ikan indah itu. Bahkan kami melihat ada nemo disana. Wah-wah,…sungguh kasian melihat mereka terperangkap. Namun kami tak mampu berbuat banyak dan memilih melanjutkan perjalanan. Di kanan kiri pelabuhan kami melihat banyak ikan-ikan kecil pada mati.hu…hu….sedih banget dah pokoknya.


Sampainya kami di Muara angke menandai berakhirlah petualangan kami ke pulau Tidung. Petualangan yang sungguh luar biasa dan penuh dengan keindahan. Petualangan yang tak akan pernah aku lupakan selama aku bernafas. Namun petualangan kami kali itu belumlah berakhir kawan….Petualangan kami masih terus berlanjut di Ibu Kota. Ya…seakan kurang puas kami kembali berpetualang di Jakarta. Petualangan di Ibu Kota tak kalah seru dan menarik lho…Mau tahu ceritanya???Tunggu rangkaian cerita kami di judul baru cerita “Ngelancong di Ibu Kota”….Thanks for your visitJ

Sunset Jembatan Cinta

Rabu, 01 Februari 2012






Berdiri tegak ku diatas jembatan Cinta
Pandangi lautan luas nan biru
Ku tengok ke arah mentari

Semburat cahaya menyita kedua mata
Takjub ketika ku pandangimu
Seketika itu mata terhias sinarmu
Darimu terpancar silau keindahan
Elok warna tergores diangkasa
Terpancar ke luas air lautan
Sore itu…..
Layaknya mimpi indah dalam tidur lelap
Dan tak pernah ingin ku akhiri
Sunset di Jembatan Cinta……
Keindahanmu sungguh mempesona

Selamat Jalan Kawan (Alm. Muhammad Kurniawan Saputra in memorial)


Seragam rasa hati kami
Terdiam hanya mampu meneteskan kesedihan
Mendalam kesedihan ini membelenggu
Pedih kenyataan menerima kepergianmu
Masih jelas membekas di hati
Setiap waktu yang kita lalui dulu
Bersama kita rajut tali persahabatan
Bersama kita bermain penuh kegilaan
Bersama kita lewati masa-masa indah yang penuh makna
Kini kau pergi jauh dan takkan pernah kembali
Kau tinggalkan sejuta kenangan indah dalam persahabatan
Oh….Tuhan……
Sungguh berat hati kami melepasnya
Andai Kau masih injinkan kami bersama dalam indahnya kehidupan
Akan kami gunakan semua waktu itu untuk kebaikannya
Akan kami suguhkan kepadanya hari penuh kegembiraan
Namun tersadar kami akan Kuasamu
Walau berat hati ini…..
Kami ikhlaskan dia karenaMu
Bimbinglah dia Tuhan untuk menujuMu
Berilah cahaya terang hiasi perjalanannya
Terimalah sahabat kami Tuhan di pelukanMu
Kami titipkan sahabat kami kepadaMu
            Selamat Jalan Kawanku….Doa kami menyertai perjalananmu
Titipkan salam kami kepada Sang Maha Agung
Sampai jumpa lagi kawan di kehidupan yang abadi nanti….

Engkau Anugerahku (For my beloved Girl)


Kembali ku tengok masa itu
Saat ku berjuang menggapai hatimu
Tak mudah jalan yang ku lalui
Meyakinkanmu , tak sedikit waktu ku butuhkan
Perjuanganku yang tiada batas…
Kini akhirnya terbalas
Hatimu kini hatiku
Terjerat kita dalam cinta
Erat ikatan cinta menyatukan kita
Hingga sulit kini terlepas
            Kini kau tetap penghias hati
Kau muncul memberi keindahan di setiap mimpi
Kau kucurkan selalu kasih sayang
Kau rendam hati ini dengan cinta
Kau belit jalan ini dengan kesetiaan
Semakin tersadar aku akan artimu
Engkaulah anugerah indahNya untukku

Berita Indah Pulau Tidung Part IV (The long story second days at Tidung)


Terasa belum lama memejamkan mata, pagi pun datang membangunkan kami dari kelelapan. Wah…rencanaku nonton bola bareng pak polisi gagal, rencanaku mau bangun jam tiga tapi alarmku tak mampu tuk membangunkanku dari kelelapan tidurku semalam.hahaha…
Pagi itu kami bergegas shalat subuh dan segera bersiap kembali menuju jembatan cinta. Ya…kami tak mau ketinggalan indahnya sunrise pagi itu. Tanpa bekal kami pun segera berangkat menuju jembatan cinta. Pemandangan indah langsung tersuguh untuk kami. Udara pagi yang segar langsung kami hirup. Sunrise di tempat itu ternyata juga tak kalah indah dengan sunsetnya. Lihat kegilaan kami menanti sunrise sambil berfoto narsis ini…
Cukup indah kan sunrisenya?
Spontan rencana kami berubah pagi itu. Kami memutuskan untuk mengunjungi Pulau Tidung kecil yang kabarnya tak berpenghuni. Habis kami penasaran, jadi ya kami putuskan saja untuk mengunjunginya. Bersama kami menyeberangi jembatan cinta yang ternyata cukup panjang. Jembatan itu terbuat dari kayu dan keadaannya sudah lumayan tua. Ada beberapa titik dari jembatan itu yang sudah mulai rusak. Timbul perasaan takut saat kami melewati titik yang kerusakannya cukup menghawatirkan itu. Takut ambruk dan kami njebur.hehehe.


Jarak yang kami tempuh untuk sampai di Pulau Tidung kecil ternyata cukup jauh. Lumayan lelah juga kami padahal kami tak membawa bekal minum sedikitpun.haha…memang orang-orang nekat. Akan tetapi lelah kami itu benar-benar terobati dengan keindahan lain yang tersaji di pulau Tidung kecil. Sepanjang jalan kami menjumpai bunga-bunga yang cukup indah. Kami menyusuri jalan setapak yang ada di pulau kecil itu. Hingga akhirnya kami sampai di ujung jalan setapak itu. Jalan setapak itu mengarahkan kami sampai di suatu tempat nan eksotis. Di tempat itu terdapat gedung-gedung, namun tak tahu gedung apa itu. Keindahan di pulau tidung kecil ternyata tak kalah dari pulau Tidung besar. Bahkan di tempat itu terdapat ayunan yang terletak tepat di pinggir pantai. Ya…lumayan buat kami mainan..Menambah indah suasana di tempat kitu. Beginilah kiranya kegilaan kami di Pulau Tidung Kecil.
Namun di balik keindahan itu kami juga merasakan ada hal yang cukup mistis lo disana. Ya…namanya pulau yang tak berpenghuni. Cuma kelelawar aja yang banyak disana. Mungkin emang ada yang lain sih…tapi ga keliatan aja.hehe…
               Hari mulai siang dan perut kami sudah protes aja. Kami memutuskan untuk kembali ke Pulau Tidung besar. Setelah sampai di Tidung besar, kami segera kembali ke home stay gratis kita, yakni kantor Polisi.hahaha…Sesampainya disana kami sudah tak menjumpai satupun orang. E…ternyata Bapak-bapak polisinya udah pada pulang ke Jakarta bro..Beliau meninggalkan sepucuk surat singkat yang isinya suruh menghubungi Polisi yang lain yang no. Hpnya tertulis di kertas tersebut. Wah…wah….teganya si pak polisi kami di tinggalkan suruh menjaga Kantor Polisinya.ckckckck…


Masak-masak adalah kegiatan kami setelah itu. Menu pagi itu adalah nasi sarden. Eitz…tapi bukan sembarangan nasi sarden lho…yang ini special tapi gak pake telor. Nasi yang kami buat airnya pake air laut. Jadi rasanya cukup asin.hahaha…Pernah gak ngrasain nasi air laut??enak lho ternyata..hehehe..Setelah siap kami pun membawa makanan itu ke tepi pantai yang terletak di belakang kantor Polisi tempat kami memasak. Wuih….Keren lah pokoknya..makan bersama orang-orang geje di tepi pantai nan elok..haha..benar-benar pengalaman yang tak akan terlupakan dah. Setelah makan pun kami nyuci piringnya juga di pantai lho..hehe..berbagi makan lah sama ikan-ikan kecil yang ada di pantai itu.
Setelah makan, kami langsung bersiap untuk hal yang paling kami tunggu-tunggu. Ya…sesuai rencana hari itu kami ingin habis-habisan mainan air dan snorecling tentunya. Kami pun menuju ke tempat penyewaan alat-alat snorecling. Setelah bertanya-tanya, akhirnya kami pun sepakat untuk menyewa seperangkat alat snorecling. Untuk menyewanya, kami harus membayar 30rb untuk setiap perangkat. Beginilah kiranya rupa kami setelah menggunakan seperangkat alat snorecling.

It’s wonderful….Amazing….that was the first time for me. Saat itu menjadi pengalaman pertamaku snorecling. Semula cukup takut sebab aku gak handal renang. Setelah mencobanya eh ternyata gak sulit-sulit amat kok bro...Saat itu juga aku menemukan kemampuanku berenang yang semula sempat hilang.hehe..ternyata aku masih bisa renang lo bro..gak sadar aku..hxhxhxhx..
Snorecling sungguh menjadi pengalaman yang menakjubkan. Kami benar-benar bisa melihat secara langsung kehidupan di bawah laut walau hanya di bagian dangkalnya saja. Kami dapat melihat ikan-ikan dan karang yang cukup indah. Ikan-ikannya lucu-lucu dan berwarna-warni.Wahwah..keren lah pokoknya. Sayang banget keindahan itu tak bisa ku abadikan. Namun ternyata di bawah air yang bening itu juga terdapat banyak sampah yang berserakan lo bro..  wah..wah…pada buang sampah sembarangan. Sungguh gak bertanggung jawab. Sayang banget kalau pantai itu sampai rusak gara-gara ulah manusia yang gila.
Seakan tak puas dengan snorecling, kami pun penasaran ingin mencoba rasanya melaut dengan kapal yang kami kendalikan sendiri. Semula kami berencana untuk menyewa cano, namun ternyata harga sewanya muahalnya minta ampun. Masak iya untuk 30 menit saja kami harus membayar Rp.50.000,-. Seakan tak habis akal dan melihat peluang, kawan kami jarot dan pras malah nego sama nelayan. Ternyata mereka ingin menyewa perahu nelayan tersebut. Haha..ada-ada saja ya mereka..Namun hasilnya sukses loh bro..mereka bisa menyewa kapal itu dengan harga miring. Rp 20.000,-untuk dua jam pemakaian. Gimana?jauh kan di banding harga sewa cano tadi?haha…
Mengendalaikan perahu ternyata cukup sulit lho bro...Tak semudah kelihatannya. hehe.. beginilah kegilaan kami saat berlayar dengan perahu sewan itu dan juga saat mainan air.hehe




Ada hal tragis terjadi ketika dua orang dari kami berlayar dengan perahu itu. Saat Rista dan udin kebagian berlayar, eh camera kesayangan rista harus jatuh ke air yang masuk ke perahu itu. Dari kejauhan dia berteriak, “Kameraku cah,” sambil menunjukkan kameranya yang basah terkena air laut. Setelah kejadian itu mereka langsung menepi. Yah…sayang sekali, setelah di tes dan di keringkan, kameranya tetap saja gak mau nyala. Berakhir sudah deh fungsi dari kamera itu. Beginilah ekspresi penyesalan Rista melihat kameranya rusak.

Sabar Ris sabar…besok beli lagi yang lebih bagus ya..hehe..Dari pada galau mending foto-foto..Inilah hasil kegejean kami bermain air.
Ketika Pras, Udin dan Jarot mengembalikan perahu yang kami sewa tadi, aku, Rista dan Tata membuat tulisan di pasir putih tepi pantai itu yang kami persembahkan buat teman-teman kelas kami IBE tercinta. Inilah hasil karya kami untuk kalian teman-teman.hehehe

Setelah acara pembuatan tumpeng pasir itu kami segera menyusul kawan-kawan kami yang ternyata sedang snorecling di bawah jembatan cinta. Dimulai dari saat itu kami berencana melakukan adegan yang cukup berbahaya. Kami akan loncat dari jembatan cinta. Haha…ngeri ya… Udah dari semula aku gak setuju dengan adegan itu sebab aku emang orang yang paling takut sama ketinggian dan air. Hehe…Namun mereka tetap aja ngotot ingin lompat..ya..mau gimana lagi…Dituruti Boss…wkwkwkwk



Setelah sampai di atas jembatan kakiku gak bisa berenti bergetar. Semakin ragu aku untuk melompat. Namun sepertinya hal itu tak terjadi pada teman-temanku. Wa….. jebur…. jebur…. jebur…. jebur…. jebur…. jebur…. jebur… jebur…… Jarot 5 kali lompat, Prast 3 kali, udin dan Rista sekali. Dan aku???aku tak berani loncat..haha..aku memilih mengundurkan diri dari atraksi itu. Mau beritung sampai berapapun, mau teriak apapun aku tetep gak berani lompat. Setiap mencoba mau loncat, tanganku selalu reflex memegang tiang jembatan. Ahahaha…Takut bro…aku takut gak berani loncat…Daripada tar aku semaput mending kagak usah lompat dah. Bayangin..aku hany berani lompat dari batu yang tingginya Cuma setengah meter dari air.Ahahaha..keren banget kan bro..super Saiya sekali..Wkwkwk. Kawan-kawanku tak ada hentinya menertawakan aku akibat ulah konyolku yang tak berani lompat. Bahkan Udin dan Prast mengubah nama jembatan cinta itu menjadi Jembatan KEBERANIAN. Hahaha sialan mereka..mentang-mentang berani lompat..Aku gak mau kalah, aku pun mengganti namanya menjadi Jembatan KEGALAUAN.hahaha…Tak apa lah..lain waktu aja, aku mau latihan dulu biar berani lompat.wkwkwk..Beginilah aksi keren teman-temanku yang pada lompat. Aku dan tata Cuma liat aja cukup.hahaha
Keren kan bro???Sayang super saiya 4 nya ga berani loncat.Ahahaha
Eitz..hampir kelupaan..Ini ada cerita yang tak kalah konyol bro…Konyol banget malahan..Cerita ini Udin actor utamanya. Disaat mau loncat, semula kan udin juga gak berani. Dia meminta Jarot untuk menemaninya loncat. Jebur….jebur….akhirnya mereka pun lompat bersamaan. Nah…ketika mendarat, su Udin salah posisi. Bukannya kaki yang buat ndarat, e…dia malah pake bokong.Ahahaha…Sontak setelah mendarat dia berenang mendekati Jarot sambil memegang bokongnya yang keram dan berteriak keras, “BOKONGKU!!!!!!!!!,” teriaknya. Ahaha….kami sontak tertawa terbahak melihat kekonyolan Udin itu. Aku yang melihat kejadian itu dari atas jembatan benar-benar tak bisa menahan tawa melihat udin berenang ulah udin stelah lompat.hahahaha….Udin…Udin…tak henti-hentinya kau buat kekonyolan di setiap petualangan. Tapi penghargaan lah patut di berikan karena udah berani lompat, daripada aku yang Cuma berani dari ketinggian 30cm, padahal udah jadi super saiya 4. Wahaha…
Setelah puas dengan adegan panas di bawah terik matahari yang sangat panas dan membakar kulit itu, kami memutuskan untuk menyudahi main-main airnya. Setelah mengembalikan peralatan yangb kami sewa dan tak lupa membayar, kami pun pulang ke home stay kantor Polisi. Hehe..Setelah itu kami mandi, shalat, istirahat dan masak. Siang itu kami memasak mie dan kembali makan di tepi pantai yang tadi pagi kami gunakan juga untuk makan.
Kami benar-benar tak mau membuang waktu kami disana sia-sia. Tak lama setelah beristirahat, hari semakin sore dan artinya kembali sunset akan tersuguh. Belum puas dengan sunset pertama, kami pun kembali menyaksikan indahnya sunset kedua. Namun kali ini kami tak melihatnya dari jembatan cinta, akan tetapi di bantaran pulau kecil yang letaknya tak jauh dari jembatan cinta. Sunset kedua ini ternyata lebih indah di banding yang kemarin. Lihat saja gambar ini dan nikmati keindahannya.



Hari mulai malam, kami kembali ke home stay dan tak lupa shalat. Kantor Polisi malam itu terasa amat sepi sebab pak polisinya pada pulang. Lumayan ngeri juga kalo dipikir-pikir, apalagi kalo inget kata pak hendro kemarin tentang tanah kantor ini yang dulunya bekas kuburan. Membuat kami semakin ragu aja bermalam di tempat itu. Hehe. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda. Alasannya ingin mencari suasana baru dengan bertenda. Padahal juga karena kami agak takut sih tidur di dalam. Hehe. Tak jauh dari kantor itu kami dirikan tenda. Angin malam kencang khas pulau tidung tetap berhembus mengiringi malam itu. Setelah tenda berdiri, acara selanjutnya adalah masak untuk makan malam. Malam itu kami masak jagung sebagai pengganti nasi sebab beras kami habis dan lauknya mie yang di campur sarden. Makan malam itu amat special karena kami makan bersama di bawah tenda yang di tempa angin cukup kencang dengan penerangan lampu senter. Cukup romantis dah suasananya..haha…


Malam itu kami tak berani wudhu di kamar mandi polsek akibat suasan mistisnya.hehe..akibatnya kami memilih untuk wudhu di pantai dengan air laut. Ketika kami hendak wudhu, kami menengok kea rah atas. Wah...tak henti-hentinya kami di suguhi keindahan di Pulau itu. Bintang-bintang berkelip indah di langit pulau Tidung malam itu. Setelah kami menatap arah depan yakni arah pulau jawa, tak sedikit pun Nampak bintang-bintang. Ternyata disamping lautnya yang kotor, Langit Jakarta juga tak di hiasi dengan bintang-bintang.Ckckck..Ironis sekali perbedaannya dengan Pulau ini. Setelah wudhu kami pun segera shalat berjamaah dan selanjutnya tidur.
Hey…Jangan berpuas diri dulu dengan ceritanya…dalam tidur kami pun terjadi hal yang unik dan konyol loh bro… Mau tahu kayak apa kekonyolan itu???Akan aku sambung cerita panjang ini di Part selanjutnya…Tetap setia yah membaca jalan cerita indah ini…kalau gak bakalan nyesel seumur hidup dah..hahah…To be continous….

Flowers

Flowers
The beauty Arachnis

Serangga galau

Serangga galau
The Romantic Insect

Amblyphigi

Amblyphigi
Salah satu biota penghuni ekosistem Gua
 

Browse