Berita Indah Pulau Tidung Part III

Senin, 30 Januari 2012

Setelah pijakan pertama di Pulau itu, tanpa ragu kami pun meneruskannya dengan pijakan-pijakan selanjutnya. Kami beristirahat di sebuah pondok tak jauh dari dermaga sambil berdiskusi mau kemana selanjutnya dan mau seperti apa. Dalam istirahat yang hanya sebentar itu, kami GALAU dan BINGUNG. Tau gak…kami seperti orang hilang tak tahu arah saat itu.hehe. Melihat ada orang tak pikir panjang kami pun langsung bertanya tentang dimana tempat yang biasa digunakan untuk camping dan suasana paling indah di Pulau tidung itu. Mendengar arahan dari orang itu, kami pun segera memulai petualangan di pulau Tidung.
Tapak demi tapak kami pijakkan menyusuru jalan setapak yang cukup panjang. Kanan kiri kami tengok dan sepertinya tak ada yang luput dari pandangan kami. Sungguh di luar dugaan, ternyata di pulau yang tak terlalu besar itu sudah banyak di tempati warga. Bahkan daerah yang kami lewati itu sudah benar-benar Nampak seperti sebuah desa yang padat.haha..Desaku aja penduduknya tak sepadat desa ini.ckckckc..Di kanan kiri jalan berdiri rumah warga yang cukup megah. Rumah-rumah tersebut disewakan juga oleh para pemiliknya sebagai Losmen atau home stay bagi para wisatawan yang datang ke Pulau Tidung. Orang-orang disana pun juga cukup ramah. Banyak yang menyapa kami selama perjalanan itu.
Tak terasa cukup lama sudah kami berjalan menyusuri jalan setapak yang kami tak tahu dimana ujungnya. Cukup lelah terasa badan kami berjalan dengan membawa tas-tas besar kami yang amat rempong. Hingga kami melihat ada beberapa anak kecil yang sedang bermain di sebuah tempat indah di pinggir pantai. Nampak heran bagi kami ketika melihat anak-anak tersebut menggunakan seragam sekolah.Hahaha..Ternyata di Pulau Tidung ada sekolah cuy..jangan main-main.Haha..Kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil bertanya-tanya kepada bocah-bocah itu. Teman kami jarot banyak ngobrol dengan bocah-bocah itu ketika kami beristirahat sejenak menikmati suasana pantai. Dari bocah-bocah tersebut kami mendapat informasi tentang dimana letak Mushola. Mengingat kami belum sholat saat itu, bergegas kami melanjutkan langkah menyusuri kembali jalan setapak. Tak lupa sebelum cabut beberapa dari kami ada yang berpose dengan bocah-bocah tidung itu dan juga narsis dipinggir pantai. Beginilah kira-kira :D





Menahan lelah dan pegal di punggung kami susuri jalan setapak hingga kami menemui Kantor POLSEK Tidung. Teringat arahan orang di dermaga tadi, kami disuruh untuk meminta izin ke POLSEK apabila kami hendak ingin bercamping. Namun aneh dan bingung, begitu yang kami rasakan ketika seragam menengok kearah POLSEK. Yang kami lihat di POLSEK itu bukanlah polisi berseragam lengkap nan gagah, namun hanya ada dua orang yang hanya menggunakan celana pendek dan tak berkaos. Mereka berdua bersenandung ria di bawah pohon depan Kantor POLSEK.Ngek….apaan….mana Polisinya ujar kami saat itu penuh tanya…Mereka berdua pun juga sepertinya memandang kami penuh tanya. Karena cukup bingung dan lelah, kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah tempat indah dipinggir pantai tak jauh dari Kantor Polisi tadi.
 Berdiskusi adalah hal yang kami lakukan saat itu. Bingung masih menjadi Topik kami saat itu. Daripada bingung terus-terusan, akhirnya sebagian dari kami memberanikan diri untuk menuju POLSEK itu dan bertemu dengan kedua orang aneh yang bersenandung ria itu. Der…..Ternyata mereka berdua Polisi bro..ahahaha…maaf Pak Komandan…kami kagak tahu ya…lagian gak pake seragam..malah Cuma pake celana pendek..haha..Sedikit malu kami bertanya tentang kebingunagan kami..Kedua Polisi itu ternyata baik hati lo bro..kami di izinkan untuk bercamping di sekitar area itu. Namun yang jadi masalah ketika kami mendengar penjelasan dari pak Polisi tadi yang mengatakan bahwa yang menentukan boleh tidaknya bukan mereka. Akan tetapi SATPOLPP. Kata mereka tak sedikit orang yang bercamping di area tersebut dan tenda mereka di gusur paksa oleh SATPOLPP. Memang ada perbedaan pendapat dari kepolisian dan SATPOLPP tentang hal tersebut, tandas kedua Polisi tersebut. Polisi tersebut malah menawari kami untuk tinggal di kantor POLSEK selama di tidung. Karena kami baru kenal dengan mereka dan cukup malu juga, akhirnya kami kayak menolak gitu tawaran itu.hehe..Setelah mendengar penjelasan polisi kami pun pamit dan kembali berdiskusi di tempat peristirahatan kami.
Beberapa waktu berlalu kami belum juga bisa memutuskan tempat dimana kami bisa bercamping. Shalat cuy…hehe..teringat kami belum shalat. Kami pun melanjutkan langkah mencari mushola yang di ceritakan bocah-bocah tadi. Keren bro…ketika kami melihat ada SMK di Tidung.haha..semakin menjelaskan tersedianya fasilitas sekolah di pulau itu. Gedungnya pun cukup megah lho bro.ckckckck..Nah disamping SMK itu kami akhirnya menjumpai mushola kecil berdinding “gedhek”. Disanalah kami akhirnya Shalat. Ada cerita konyol juga ketika kami hendak shalat. Woey…air yang buat wudhu ternyata air laut yang sangat asin dan bau.ahahaha…Rista yang wudhu pertama matanya perih akibat air itu.ckckckck…Memang mendengar penjelasan warga yang ada di sekitar mushola itu, di daerah itu ternya sulit air tawar bro.waduh…gawat….Pikiran kami pun udah kemana-mana mendengar penjelasan itu. Apalagi persediaan air kami semakin menipis.
Beruntung, kembali kami rasakan. Kami bertemu dengan orang-orang yang baiknya luar biasa disana. Dengan ikhlas mereka mengarahkan dan membantu kami dalam pencarian tempat untuk bercamping. Sedikitnya ada dua orang luar biasa baiknya yang saat itu intensif membantu kami. Satu orang adalah penjaga mushola dan toilet. Beliau mengarahkan kami dan mencarikan kami tempat untuk camping. Bahkan dia pun menawari kami untuk menginap di gubuknya apabila cuaca tak mendukung untuk camping. Beliau juga menawarkan listrik bagi kami yang ingin charge hp.Wah-wah..baik banget itu orang. Yang lain beraksi ketika setelah shalat kami beristirahat di mushola kecil itu. Beliau juga tak kalah baiknya dengan yang pertama tadi bro.  Bapak yang ini adalah pemilik salah satu warung yang ada di depan mushola itu. Bapak ini juga mencarikan kami tempat camping. Bahkan bapak ini juga mengantarkan kami ke SMK untuk meminta ijin bercamping di area tanah SMK. Sungguh luar biasa baik orang-orang di pulau kecil itu.
Lapar mulai kami rasakan. Kami belum makan seharian. Setelah shalat ashar kami memutuskan untuk memasak. Dengan masih mempertimbangkan kebaikan kedua orang tadi, kami menunda pencarian tempat untuk bercamping dan mencari tempat untuk memasak. Mengingat indahnya tempat kami beristirahat sebelum ke mushola tadi, kami pun kembali ketempat yang tak jauh dari POLSEk itu. Dibawah pohon yang rindang, di depan kami tersaji lautan yang sungguh indah begitulah sedikit deskripsi tempat tersebut. Kami pun mempersiapkan segala bahan dan peralatan memasak kami. Tema kali itu adalah memasak mie.hehe..ya..yang gampang dan cepat saji..Ya gimana..orang kami udah laper banget..hehe..Untuk penunda lapar..aku pun mengeluarkan camilanku yang ku bawa dari rumah..Camilan yang amat pedas itu pun habis seketika mengisi perut kami yang keroncongan.hehe
Ketika kami asyik memasak ria, e…tiba-tiba datang kedua polisi geje tadi menghampiri kami. Pertemuan itu pun berlanjut panjang dan menjadikan ke akraban kami dengan polisi itu. Sambil menunggu Rista dan Tata memasak mie. Kami ngobrol dengan polisi itu. Semula kan ada dua polisi. Nah yang satu pergi nyari makanan. Jadi Cuma tinggal satu. Nah polisi yang satu ini namanya Pak Hendro. Dia berasal dari ibukota JKT. Kerjanya pindah-pindah dari satu pulau ke pulau lain. Kami dapat banyak sekali pengalaman dari cerita beliau. Dia sudah keliling Indonesia lho menjalankan tugasnya sebagai Polisi. Ceretanya yang sungguh keren membuat kami terkesima. Beliau bercerita banyak tentang pengalamannya dalam segala kondisi dan keadaan selama menjabat sebagai polisi. Dari sulitnya menangani demo Mahasiswa hingga permintaan perang dengan Malaysia.haha..Beliau memberikan pelajaran berharga buat kami. Beliau pernah ke Raja Ampat papua lho bro…nyelam dilautan sana sungguh menyenangkan dan tiada dua katanya…wah…wah…itu mimpi kami pak..haha…hebat banget itu polisi. Sungguh asyik ngobrol kami ketika itu bersamanya, hingga tak terasa makanan kami sudah siap. Tapi bapak itu seakan masih mau berbagi pengalaman kepada kami sehingga tak memutus pembicaraannya dengan kami. Padahal sebenarnya saat itu kami udah sangat lapar dan tak sabar ingin menyantap makanan yang telah tersedia.
Tak lama setelah itu, si Polisi akhirnya tahu kita kelaparan. Beliau mempersilahkan kami untuk makan.hehe…akhirnya…wkwkwkw…di sela-sela pembicaraan tadi Polisi itu masih menawari kami untuk menginap di kantornya yang lebih aman katanya. Sebab angin di daerah itu sangat kencang bila malam hari datang. Kami juga ditwari air tawar gratis untuk mandi. Beliau mempersilahkan kami untuk mandi di kamar mandi POLSEK. Wah…wah….kembali kami bertemu dengan orang baik di pulau itu. Beginilah aktivitas ketika kami  makan




Setelah kami kenyang, lalu kami beres-beres. Sesuai rencana, sore itu kami akan pergi ke jembatan cinta. Ya…jembatan yang membuat nama pulau tidung ini melambung. Kami penasaran seperti apa jembatan itu. Tak pikir panjang, kami memilih untuk menitipkan barang-barang kami ke Kantor POLSEK sesuai dengan penawaran Pak hendro tadi.haha..Habis hari mulai sore dan kami takut ketinggalan indahnya Sun set. Setelah menitipkan semua barang-barang ke POLSEK, kami bergegas berjalan menuju Jembatan Cinta. Wah…wah…..Kembali heboh ketika kami sampai di sana. Jembatan yang ternyata cukup mempesona. Jembatan yang berdiri di atas lautan itu menjulur menghubungkan dua pulau, yakni Tidung besar dan Tidung kecil. Berdiri di atas jembatan itu serasa di kelilingi lautan. Dari atas jembatan kami bisa melihat ikan-ikan dan karang. Tak lama setelah itu mentari mulai tenggelam. Suasana semakin luar biasa ketika Sun set itu. Baru pertama aku melihat sun set seindah itu. Sungguh indah dan mempesona. Tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata bagaimana keindahan sore itu di jembatan cinta dengan Sunset yang luar biasa. Beginilah indahnya sore itu beserta kenarsisan kami di Jembatan Cinta itu.










Bagaimana??Sungguh luar biasa kan??Apalagi Sunsetnya. Ckckckck…menakjubkan lah pokoknya. Setelah Mentari terbenam, keindahan belum berakhir lo bro….Tak lama setelah mentari benar-benar tenggelam, kawanan kelelawar raksasa bermigrasi terbang di atas kami menyeberangi lautan. Mereka bermigrasi dari pulau Tidung kecil ke pulau Tidung besar. Pada mau nyari makan kali ya..hehe..Sebagai makhluk biology kami pun tertegun melihatnya, sebab ukuran dari kelelawar itu yang sangat besar.hahaha..mantap dah pokoknya. Sungguh sore yang begitu indah dan tak akan pernah aku lupakan.
Azan maghrib pun berkumandang terdengar oleh telinga kami. Kami pun memutuskan untuk menyudahi keindahan sore itu. Kami berjalan menyusuri jembatan cinta untuk kembali ke Kantor POLSEK. Namun sebelum kami kembali ke POLSEK, kami mampir di mushola kecil yang tadi siang kami gunakan untuk shalat. Kami pun shalat maghrib berjama’ah disana. Setelah shalat maghrib, kami kembali berdiskusi mengingat persediaan air minum kami yang menipis. Dalam kebingungan itu kembali kami beruntung. Ya…kami dibantu oleh warga untuk mendapatkan air minum. Saking banyaknya warga yang ingin membantu, kami jadi galau dan bingung mau milih yang mana. Haha… Bahkan ada yang mau minjemin gallonnya untuk kami. Haha…Memang luar biasa warga di  daerah tersebut. Namun akhirnya setelah shalat Isya, kami bertemu dengan Mas-mas yang juga ingin membantu. Semula kami ditawari air minum se kardus Rp.25.000,-. Namun karena bantuan mas-mas penolong itu, kami hanya membayar Rp.20.000,- bahkan mas-mas itu sampai ngangkatin kardusnya lo bro…haha..Keren lah…Tak lupa mengucapkan terimakasih, kami berpamitan untuk kembali ke POLSEK.
Sesampainya di POLSEK, kami berfikir dua kali untuk mendirikan tenda mengingat badan kami yang saat itu benar-benar lelah. Mempertimbangkan kebaikan hati pak Polisi itu, kami akhirnya memutuskan untuk bermalam di kantor POLSEK untuk malam itu. Hehehe…lumayan, dapat home stay gratis lengkap dengan toilet dan listrik. Tapi suasana di kantor POLSEK itu memang sedikit serem sih, apalagi kalo inget cerita Pak Hendro tadi siang kalau dulunya tanah tempat kantor ini berdiri adalah tanah bekas kuburan.waduh….bikin merinding.. Namun karena ada pak Polisinya, jadi ya kami enjoy aja karena ada yang njaga.hehe… Semula kami disuruh tidur di kamar paling belakang dari kantor itu, tapi aku bilang aja kalau pada takut…e…pak Polisinya baik hati dan mempersilahkan kami tidur di kamar depan..hahaha…Thank you pake..makasih banget lah..hohohoh…
Makan enggak, mandipun enggak.Hahaha..Malam itu kami langsung terlelap. Tidur kami beralaskan Sleeping Bad pinjaman cukup nyaman.hehe…Cerita hari pertama di pulau nan indah itu pun berakhir sudah dengan kami memejamkan mata. Beginilah kiranya ulah kami di kamar Kantor POLSEK itu


Rencana kami esok hari akan bermain habis-habisan di air. Snore cling, berenang, bahkan mau loncat di Jembatan Cinta..haha…Penasaran kan pasti bagaimana cerita kami selanjutnya yang tak kalah menakjubkan itu???Tunggu yah cerita selanjutnya…Thanks for your visitJ,,,,Read again the next part…Please wait…..



Berita Indah Pulau Tidung Part II

Minggu, 29 Januari 2012

           Kapal Kerapu adalah kapal yang membawa kami melaut kala itu. Kapal yang tergolong baru milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta itu memang terlihat keren. Kapal tersebut di lengkapi dengan GPS yang cukup keren. Kapal itu juga dikendalikan oleh nahkoda handal yang ditemani oleh temannya sebagai pelayan penumpang. Beginilah kira-kira kondisi kapal Kerapu yang kami gunakan untuk menyeberang.


        Perasaan takut dan khawatir masih ada dalam hati ketika kapal mulai bergerak. Teringat akan keadaan cuaca yang sedang labil terlebih kami bakal menyeberangi lautan dengan waktu yang cukup lama. Rasa takut dan khawatir semakin lama semakin tergantikan oleh suasana yang heboh ketika terlihat mulai pemandangan yang cukup menarik yang tersaji sepanjang lautan itu. Kami pun menjadi saksi transisi antara laut yang kotor berubah menjadi laut yang begitu biru indah. Terlihat banyak kapal-kapal yang berlayar di tengah lautan luas. Terlihat pula banyak pulau-pulau di sepanjang lautan itu. Burung-burung berterbangan menambah indah suasana saat itu. Sungguh pemandangan yang luar biasa di tengah lautan luas.

        Selama penyeberangan kapal Kerapu menyambangi beberapa Pulau untuk menarik penumpang. Ketika itu pula kami bisa melihat suasana di pulau-pulau tersebut meski hanya sekilas. Salah satunya adalah pulau Pramuka. Beginilah kondisi dermaga di pulau Pramuka.


             Hey…semua…selama penyeberangan itu juga ada cerita menarik loh…Ini nie cerita itu…





         Hahaha…rekan-rekanku terlelap saat di tengah lautan. Mungkin karena kecapekan ya setelah melalui perjalan panjang dari Jogja ke Jakarta. Memang suasana saat itu yang penuh dengan semilir angin sungguh mendukung untuk tidur. Namun entah kenapa aku tak bisa menutup mata. Aku lebih tertarik untuk mengabadikan perjalanan itu. Jadi aku Cuma jeprat-jepret aja sepanjang penyeberangan.hehe..

    Ketika kawan-kawanku masih terlelap pulas, tiba-tiba kapal bergetar kuat. Hal itu sontak membangunkan mereka semua dari tidurnya. Perasaan khawatir dan takut kembali muncul ketika itu. Hembusan ombak saat itu ternyata juga cukup besar. Sehingga membuat kapal agak goyah. Namun hal itu tak menyurutkan sang Nahkoda untuk tetap memacu kapalnya. Melihat tenangnya sang Nahkoda dan pengunjung lain, rasa takutku pun mulai menghilang. Mungkin mereka semua sudah terbiasa kali ya dengan ombak yang seperti itu. Maklum, aku kan baru berapa kali melaut. Sedangkan mereka hampir tiap hari.hehe
        
         Setelah menikmati penyeberangan selama kurang lebih 1,5 jam, akhirnya kami melihat dari kejauhan mulai tampak pulau tujuan kami. Ya…terlihatlah Pulau Tidung. Kapal semakin mendekat dan mendekat hingga akhirnya menepi ke dermaga pulau itu. Heboh ketika itu. Ramai kami berkomentar tentang keindahan yang sekilas kami lihat dari pulau itu. Air laut yang bening dan Suasana hijau masih kental terlihat dalam pulau itu. Wah…wah….pandangan pertama aku pun langsung jatuh cinta..haha..kami pun semakin penasaran akan keindahan lain di balik pulau itu. Semakin tak sabar ingin segera melahap setiap keindahan dari pulau itu.
       
        Kapal pun menepi dan kami bergegas keluar dari kapal. Pijakan pertama di pulau Tidung pun kami lakukan. Langkah awal perjalanan indah di pulau itupun di mulai. Penasaran seberapa indah pulau Tidung ini??Aku akan berbagi lagi di part selanjutnya…hehe…thanks for your visit…wait the next part..:)
   

Berita indah Pulau Tidung Part I


Rencana liburan akhirnya tersampaikan sudah. Cerita kali ini masih melibatkan Aku, Prasetyo, Mauludin, dan Jarot. Namun personel kali ini ditambah oleh Tata dan Rista teman kelasku. Setelah berulang kali berdiskusi, akhirnya terpilihlah Pulau seribu sebagai objek yang akan di kunjungi. Keinginan menginjakkan kaki di Karimun Jawa harus ku tunda. Keadaan cuaca buruk menghalangi mimpi kami pergi kesana liburan ini. Sebagai gantinya kami memilih kepulauan seribu. Semula kepulauan seribu pun juga menjadi masalah sebab di sana pun menurut kabar juga di landa cuaca buruk. Namun setelah kami cari tahu lewat berbagai sumber, rute penyeberangan disana masih di buka. Bermodal nekat kami pun memutuskan untuk tetap pergi kesana.
Hari itu selasa 17 januari 2011, adalah hari awal dimana cerita indah ini dimulai. Tiket kereta sudah di pesan. Hujan sore itu seakan ingin menghalangi langkah kami untuk melangkah. Namun dengan tekad yang kuat, kami menerobosnya hingga sampai di stasiun. Sore itu sungguh special, terutama bagiku. Ketika semua temanku di antar oleh teman yang lain, aku berbeda. Sore itu aku dijemput oleh ceweku…Sungguh luar biasa bagiku sebab dia rela menerobos hujan hanya demi mengantarku ke stasiun. Sesampainya kami di stasiun, perpisahan yang menggalaukan pun dimulai. Dengan berat hati ku harus berpisah dengan kekasihku untuk seminggu kedepan dengan jarak yang begitu jauh. Sungguh sedih pastinya. Namun demi mimpi itu aku tetap melangkah bersama kawan-kawanku yang geje itu.hehe..Setelah melalui perpisahan maut dengan wanita yang luar biasa itu, kami ber enam segera memasuki stasiun untuk menuju ke kereta. Sungguh masih galau rasa hatiku saat itu melihat dia jalan menjauh dariku…hahaha…
Tepat pukul 17.00WIB kereta Progo jurusan Pasar Senen mulai bergerak. Kereta itulah yang akan membawa kami menuju Ibu Kota. Perlahan kereta mulai melaju dan semakin cepat. Doa tak lupa kami haturkan kepada yang Maha kuasa agar perjalanan kami selamat. Akhirnya kereta itu benar-benar membawa kami meninggalkan kota Jogja. Sungguh perjalanan yang geje dan penuh tawa dalam kereta itu. Banyak sekali hal konyol yang kami temui di dalam kereta. Seperti penjual asongan yang menawarkan berbagai macam barang dan makanan dengan gaya khas mereka. Dan yang paling konyol…ada salah seorang penjual asongan yang menawargan dagangannya seperti ini..”Enegreen….Enegreeen….enegreeen…”, padahal kan namanya Energen ya???haha… mendengar itu sontak membuat kami tertawa hingga perut kami sakit. Apalagi si Rista, ketawanya gak berhenti-berhenti.hahaha…belum lagi melihat tingkah konyol dari Udin di sepanjang jalan. Semakin membuat suasana menjadi konyol dan penuh tawa.
Terlelap malam itu kami di dalam kereta. Setelah hamper 10jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Ibu Kota. Bayangin…kami sampai di stasiun Senen pukul 02.00WIB pagi-pagi buta.Haha..Akhirnya kami hanya beristirahat di Stasiun untuk menunggu datangnya pagi. Di Stasiun itu kami mendapat serangan lho….kami diserang sekumpulan nyamuk kelaparan yang sangat ganas..nyamuk-nyamuk itu menyedot darah kami…haha…waduh..pagi-pagi aja udah ngasih zakat ke nyamuk..hehe..Shalat dan tidur adalah kegiatan kami selama di stasiun menunggu pagi.
Ketika hari mulai terang, kami segera menuju ke tempat pemesanan tiket. Kami harus memesan tiket dari jauh hari untuk pulang ke Jogja agar tidak kehabisan. Pagi itu kami kaget karena ternyata calon pemesan tiket pun sangat banyak. Kami harus mengantri lama untuk dapat membeli tiket. Rista yang saat itu menjadi wakil kami mengantri harus berdesak-desakan dalam antrian yang cukup panjang untuk mendapatkan tiket. Hingga akhirnya kami mendapatkan tiket. Namun tiket yang kami dapat tidak sesuai dengan harapan. Tiket itu untuk hari senin, padahal rencana kami akan pulang ke Jogja Minggu. Tiket hingga hari minggu telah terjual habis. Yah…mau gimana lagi…mau gak mau pulangnya senin…Sebentar..tak kasih gambaran gimana antrian calon pembeli tiket di Stasiun senen pagi itu serta narsis kami di sana.hehe..nie….


Setelah tenang mendapatkan tiket, kami pun bergegas melangkahkan kaki menuju halte Bus way. Ya…kami akan menggunakan Transjakarta untuk menuju Muara Angke tempat pelabuhan penyeberangan ke Pulau seribu. Busway tak dapat mengantarkan kami hingga Muara Angke. Kami harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot.Haha…di angkot sungguh gerah banget lo bro...Jarot mendapat kenalan sesukunya di angkot itu. Bapak sopir angkot ternyata juga orang sunda, jadi Jarot enjoy ngobrol sama bapak sopir sedang kami kepanasan.haha
Tak lama naik angkot akhirnya kami tiba di Muara Angke. Hal yang menakjubkan di sana adalah baunya cuy yang sangat menyengat. Amisss…..banget bro ikan semua….Banjir bejek lagi…Rista dan tata sampai harus memakai masker untuk menahan bau enak itu..haha…Angkot menurunkan kami di sebuah Pom Bensin sumber BBM kapal. Sampai disana kami galau….bingung….mau bagaimana. Setelah berunding, akhirnya terbentuk kesepakatan pembagian tugas. Udin, rista, dan Tata kebagian tugas belanja untuk persediaan makan kami selama di Pulau seribu. Sedangkan Aku, Prast, sama jarot harus mencari informasi tentang penyeberangan. Kami pun segera melaksanakan tugas masing-masing. Informasi yang kami dapat, kapal di tempat itu hanya menyeberang pukul07.00. Sedang saat itu sudah pukul Sembilan lebih. Mendengar itu kami semakin galau…untung ada bapak-bapak yang member informasi bahwa ada penyeberangan sekitar jam10 di pelabuhan baru. Namun letak pelabuhan baru lumayan jauh dari tempat itu. Setelah kami berkumpul kembali, kami bergegas menuju ke pelabuhan Baru..Tau kami naik apa saat menuju ke Pelabuhan baru??Jawabannya kami naik “Odong-Odong”.haha..Odong-odongnya gak sembarangan low ya..itu Odong-odong modern nan keren.hehe. Semula mau jalan, tapi karena banjir dan becek serta di bilang jauh, makanya kami naik Odong-odong.
Sesampainya di pelabuhan baru, kami langsung menuju tiket boxes untuk membeli tiket. Namun sayang, ketika itu tiket box belum buka. Kami harus menunggu hingga puluk12.00 untuk dapat membeli tiket kapal. Kami bakal menyeberang dengan menggunakan kapal Kerapu milik dinas Perhubungan. Lama kami menanti, kami menggunakan waktu untuk jeprat-jepret narsis.hehe…beginilah jadinya jepretan-jepretan itu. Di gambar ini akan terlihat bagaimana suasana pelabuhan baru tempat kami menyeberang.





               Bagaimana? Cukup keren kan??hehe...sayang air lautnya kotor banget ya…beginilah akibat ulah manusia yang merusak alam…hah…sebel ngeliatnya..Contoh buruk yang tak pantas di tiru...
Yang di tunggu-tunggu akhirnya datang. Tiket box telah buka. Kami kembali antri untuk mendapatkan tiket. Ketika itu setelah berdiskusi, kami memutuskan bahwa kami akan langsung ke Pulau Tidung. Semula kami ingin pergi ke Pulau Pramuka terlebih dahulu, namun melihat keadaan dan dana kami akhirnya memutuskan untuk langsung ke pulau tidung saja. Biaya yang harus kami bayar untuk menyeberang ke Pulau tidung adalah sebesar Rp 30.000,- untuk setiap orang. Tak lama setelah mendapatkan tiket, akhirnya kami di panggil untuk bersiap masuk ke kapal dan melaut.hehe…Cerita tak kalah konyol dan indah selama perjalanan kami menyeberang ke Pulau tidung meninggalkan Pulau jawa. Penasaran bagaimana cerita kami melaut??Please wait the next Part…hehe….tunggu yah cerita selanjutnya…kalau gak baca bakal penasaran seumur hidup…hehehehe...thanks for your visitJ

The Wonder of Srigetuk Waterfall


            Srigetuk adalah nama bagi sebuah kompleks air terjun yang terletak di desa Menggoran kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta. Air terjun ini terletak tak jauh dari pusat kecamatan Playen, sekitar 10km dari pusat kecamatan Playen. Seperti halnya air terjun pada umumnya, Srigetuk menyajikan keindahan melalui eksotisme air yang jatuh dari ketinggian. Namun air terjun ini memiliki kekhususan karena berada di tepi sungai yang cukup besar. Sungai tersebut adalah sungai Oyo yang juga terlihat cukup indah dengan warna airnya yang hijau bening, namun juga dapat berubah menjadi coklat bila hujan turun deras. Air terjun Srigetuk juga dihiasi oleh bukit-bukit yang juga terletak di tepi sungai Oyo. Bukit-bukit tersebut menjulang tinggi bila di lihat dari bawah. Warna dominan hijau dari tanaman yang ada di bukit tersebut menambah asri pemandangan di kompleks air terjun Srigetuk ini.  

Di kompleks air terjun Srigetuk sedikitnya terdapat tiga buah air terjun. Air dari air terjun tersebut bila di cari asalanya adalah berasal dari aliran air kali-kali kecil yang ada di atas air terjun. Kali-kali yang mengalirkan air tersebut juga di gunakan para petani setempat untuk keperluan irigasi sawah. Bila curah hujan tinggi akan membuat debit air semakin cepat dan semakin besar pula aliran air terjun.


Air terjun terbesar terletak paling jauh dari tempat start. Air terjun terbesar inilah yang menjadi daya tarik Air terjun Srigetuk. Aliran jatuh air terjun terbesar bercabang menjadi sedikitnya dua cabang akibat adanya batu yang memisahkan aliran air terjun tersebut. Di bagian bawah air terjun terdapat gundukan-gundukan batu yang cukup besar berbentuk khas akibat terkikis air. Air yang telah jatuh selanjutnya akan mengalir menuju sungai Oyo. Aliran air yang menuju sungai Oyo pun juga terlihat begitu indah akibat beningnya air yang melewati landasan batu-batu kapur yang khas. Yang tak kalah seru bila anda bisa berenang, anda dapat berenang di aliran air sungai Oyo yang cukup tenang bila hujan tak sedang turun. Bila anda tak bisa berenang dan ingin merasakan segarnya air sungai oyo, anda dapat menyewa pelampung kepada petugas yang ada di kompleks air terjun Srigetuk. 


Untuk mencapai air terjun terbesar, anda dapat berjalan menyusuri jalan kecil di tepi sungai Oyo. Jalan tersebut masih sangat alami dan hanya berbahan tanah yang sangat licin bila terkena air hujan. Jadi anda harus ekstra hati-hati bila ingin menyusuri jalan tersebut karena risiko jatuh sangat besar. Untuk yang lebih aman, anda dapat mencapai air terjun dengan menggunakan jasa perahu rakit yang telah tersedia di area tersebut. Selain lebih aman, menggunakan jasa perahu rakit tersebut terasa memiliki nilai lebih karena kita dapat menikmati keindahan yang lebih dengan menyusuri sungai Oyo. Sepanjang perjalanan menuju ke air terjun terbesar kita dapat melihat pemandangan yang cukup indah di kanan kiri sungai. Hanya dengan membayar Rp 5000,- per orang, anda akan di antar dan di jemput dengan perahu rakit tersebut.

Selain karena keindahan air terjun, sungai dan juga bukit, bila beruntung anda juga dapat bertemu dengan satwa-satwa yang cukup menarik di area air terjun Srigetuk. Burung, kupu-kupu, ikan, dragonfly, serta bermacam insect bisa anda temui di sana.

Sebagian satwa-satwa yang ada di air terjun Srigetuk.


Bila perut anda lapar, anda tak perlu khawatir. Dikompleks air terjun Srigetuk tersebut terdapat warung makan yang menyajikan berbagai jenis makanan. Dari pecel, gudangan, berbagai masakan ikan air tawar dan masih banyak lagi.
So….Anda tertarik???kunjungi dan buktikan sendiri keindahan yang tersaji di kompleks air terjun Srigetuk. Anda bisa menghubungi saya apabila anda tak tahu arah menuju air terjun tersebut. But if I have times to accompany you to go there. Hehe.. thanks for read

Beauty Memories of Dieng Part 5


Perjalanan kami pulang penuh dengan kekonyolan. Sesuai rencana awal, ketika pulang kami akan mampir ke tempat teman kami Udin di temanggung. Dalam perjalanan kami memutuskan untuk mencicipi rasanya mie ongklok khas Wonosobo. Kami pun mampir di salah satu warung makan mie ongklok yang terkenal di Wonosobo yaitu “LOngkrang”. Ya…akhirnya kami dapat mencicipi lezatnya mie ongklok beserta satenya disana. Mau tahu kayak apa mie ongkolo itu??nie aku bagi gambarnya aja ya…kalau mau tahu rasanya besok beli ndiri..hehe..:D




Setelah kenyang dengan menyantap mie ongklok, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Temanggung. Namun ternyata perjalanan kami tak semulus ketika kami berangkat. Ketika hendak meninggalkan kota Wonosobo, eh…dijalan ada tilang. Walah….sial…gara-gara lampu utama gak nyala akhirnya kena dah 30rb..ckckck...namun kejadian konyol dari seorang polisi pun terjadi saat itu..Prast yang menunggu aku dan Udin akhirnya kena tilang juga karena plat nomornya gak asli. Tapi yang gila ketika SIM dan STNKnya salah dikasihin ke orang lain oleh si Polisi. Haha…Si Polisi sempat bingung dan marah-marah melihat SIM dan STNK Prast ilang. Eh…ternyata Polisinya geje salah ngasih ke orang lain. Langsung dah teman Polisinya cabut ngejar si pembawa Sim dan STNK Prast. Lama…kami menanti gak dating-dateng Polisinya. Eh..tiba-tiba Polisi yang maintain uang aku tadi mendekat dan mengembalikan uang 30rb yang tadi dimintanya sambil berkata “Nyo..tak balekke duitmu..mesakke kesean nunggu”.ahahaha..Akhamdulilah dah uang kembali.hihi..Namun sial SIM dan STNK Prast gak ketemu sob...Polisinya Geje Sumpah..Akhire si Prast dikasih surat tilang semntara biar dia gak kena tilang karena gak bawa SIM dan STNK. Soal yang ilang akan ditanggung oleh pihak Kepolisian katanya. Dengan tenang Prast menerimanya dan setelah kejadian konyol itu kami pun capcus kembali kejalan menuju temanggung.
Eh…ternyata penderitaan saat itu belum berakhir juga sob…Ditengah perjalanan ban motor Prast kemps..hahaha..aduhh….parah…abis ketilang ban malah kemps..ckckck..untung aja tak jauh berjalan ada tempat tambal ban..hehe..Ada cerita konyol lagi..ketika Jarot ma Udin sholat di mushola yang ada di POM bensin tak jauh dari tempat tambal ban, eh diam-diam mereka menjatuhkan motorku..wah-wah…kejam..motor gak salah apa-apa diambrukin..sedih..untung aja gak papa…
Lama menunggu akhirnya jadi juga motor prast…tak lupa membayar kami langsung capcus lagi menuju Temanggung sambil berdoa semoga tak ada lagi musibah dalam perjalanan pulang.hehe..satu jam lebih mengendarai motor akhirnya kami sampai di tempat Udin. Kedatangan kami disambut oleh Bapaknya Udin…Udin langsung berpelukan dengan Bapaknya ketika bapaknya keluar rumah menemui kami.Haha…sesuatu banget yah din..hehe…Tak kalah dengan di rumah Anand, dirumah udin pun kami di suguhi berbagai macam camilan dan juga makan. Cita-cita makan kentang di Dieng yang tertunda akhirnya kesampean di rumah Udin. Ibu Udin memasak sayur kentang buat kami.hehe..terimakasih Ibuknya UdinTahu aja kalo kami nyidam kentang..haha…Beginilah kondisi rumah udin.


Setelah makan dan istirahat, kabar buruk pun datang bagai halilintar yang menyambar. Smz dari teman-teman IBE membawa pesan duka. Inanilahi wa inanilahi roji’un….saat itu juga kami mendapat kabar bahwa ayahanda dari teman sekelas kami Sri Maryati telah berpulang kerahmatullah. Suasana kocak berubah menjadi pedih setelah kabar itu. Mengetahui rumah Sri juga ada di Temanggung, kami ber empat memutuskan untuk ta’ziah kerumah sri yang kami belum tahu letaknya di mana. Bermodal alamat yang di berikan oleh teman kami, kami berangkat dengan niat tulus kerumah Sri. Hujan lebat tak menyurutkan kami untuk mencari dimana rumah Sri. Setelah menempuh perjalan yang cukup lama, akhirnya kami menjumpai rumah Sri. Disana sudah berkumpul banyak orang. Kami bertemu dengan Sri disana. Suasana duka jelas tergambar di wajah Sri ketika itu. Celoteh kami mencoba menghibur Sri namun seakan belum mampu mengurangi bebannya. Cuma doa dan dukungan yang kami berikan kepada Sri. Semoga semua akan baik setelah itu.Amin….
Sepulang dari rumah Sri..kami pun melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja kota tercinta.
Begitulah cerita indah dari Dieng yang telah kami lalui. Semua sungguh berkesan. Semua menjadi pengalaman yang sungguh luar biasa. Perjalanan singkat yang penuh dengan cerita ini menjadikan tekat kami muncul untuk melakukan perjalanan lain keliling Indonesia. Semoga perjalanan ini menjadi titik awal perwujudan mimpi kami untuk berkeliling Indonesia. Dan semoga di setiap perjalan kami nanti akan penuh dengan cerita Indah yang penuh Ilmu pastinya. Amin…Amin..ya robal alamin….Sekian cerita indah dari dieng..semoga cerita ini membagi keindahan yang kami dapat selama disana. Tunggu cerita-cerita indah lain dari perjalanan kami. Thanks for your visit….thanks a lotJ

Beauty memories of dieng Part 4


         Motor kami kendalikan menyusuri jalan yang kami sendiri belum tahu akhir dari tujuan jalan itu. Hanya berbekal arah yang di tunjukkan oleh salah satu tukang parkir di telaga Warna kami terus lalui jalan itu untuk mencapai bukit si kunir yang di bilang orang-orang sekitar sering dipakai buat camping. Terus kami lalui jalan itu hingga kami sampai di akhir jalan. Jalan itu membawa kami ke sebuah tanah lapang yang di sampingnya terdapat bukit-bukit dan tempat itu tak jauh dari pemukiman warga. Bingung masih menyelimuti kami saat itu. Akhirnya kami memutuskan untuk bertanya kepada seorang warga yang sedang berkebun. Ada peristiwa konyol saat kami hendak bertanya kepada warga tersebut. Jarot yang ketika itu bertanya tentang bagaimana mendapatkan ijin untuk dapat camping di sekitar tempat tersebut. Mendapat jawaban yang aneh dan ngaco dari warga tersebut. Kami diminta uang 50rb hanya untuk menitipkan sepeda motor kami saat itu. Melihat kami yang kebingungan, beruntung ada seorang warga lainya yang saat itu sedang memancing menghampiri kami. Beliau menjelaskan bahwa orang yang tadi ditanyain jarot adalah orang agak nga’ waras alias “stress”. Hahaha…sungguh kegejean kami saat itu dan tak menyangka. Pantas tingkah dan ucapan orang itu sangat aneh, untung ada bapak ini yang memberitahu kami.haha…

            Beruntung…begitulah nasib kami setelah bertemu dengan bapak yang memancing tadi. Dengan sifat ramah dan bijaksana beliau membawa kami kesuatu rumah warga yang ada di desa tersebut. Ternyata rumah tersebut adalah rumah adik dari bapak tersebut. Dirumah itulah biasanya para wisatawan menitipkan motor selama mereka camping. Ramah, supel, ikhlas, penolong, dan religius. Begitulah sedikit gambaran mengenai warga desa tersebut. Termasuk pemilik romah penitipan motor tersebut. Disana kami disambut bak tamu istimewa. Suasana yang sangat dingin menghangat ketika mereka mengajak kami menghangatkan diri di rumah mereka. Adalah Anglo lengkap dengan bara api yang menjadi wajib bagi warga desa disana tandas Bapak pemilik rumah. Anglo dengan bara api digunakan warga sebagai penghangat tubuh tatkala hawa dingin menyelimuti. Sungguh ramah dan bersahabat keluarga bapak itu. Bahkan kami sempat di suguhi air teh hangat dan camilan oleh mereka. Yang menakjubkan lagi ketika ibu dari keluarga itu menyuguhi kami makan. Nasi putih hangat, tempe garit dan sayur kentang segar asli hasil tanah sendiri sungguh menggoda perut kami yang memberontak karena kelaparan waktu itu. Kami berusaha menolak tawaran dari ibu itu karena kami menilai mereka telah begitu baik kepada kami. Namun ibu it uterus mendesak kami untuk makan. Bahkan ibu itu sempat mengambilkan kami nasi ke piring. Melihat itu pun kami terdiam dan dalam hati merasa senang akan merasakan sayur kentang segar itu. Namun ketika semua terdiam dan telah menanti makanan itu di berikan kepada kami, Udin tetap bersikukuh dan mengatakan kepada ibu itu “Mbotensah….bu….mbotensah….mbotensah…ngrepoti…..” mendengar pernyataan udin itu sontak membuat ibu itu berhenti mengambilkan nasi dan mengembalikan nasi yang telah di ambilnya ke Magic gar. Melihat itu aku, jarot, dan pras terdiam dan saling pandang sambil mengkritik soikap udin itu.hahaha. Sedikit menyesal memang karena kami tak jadi merasakan enaknya hidangan sayur kentang itu. Cita-cita makan kentang sore itu musnah sudah.hehe.

             Penolong, kata yang pantas untuk keluarga itu. Bagaimana tidak, selain mereka menerima kami sebagai tamu dengan baik. Mereka pun juga menunjukkan kepada kami tempat berkemah yang terkenal itu. Yakni di bukit Si Kunir yang tak jauh dari desa itu. Mereka meminjami kami anglo beserta areng untuk memasak ketika kami di Si Kunir, mereka pun juga meminjami kami senter yang kami gunakan sebagai penerang perjalanan kami menuju si Kunir, mereka pun juga memberikan gambaran dan arahan tentang apa itu Si Kunir dan bagaimana mencapainya dan banyak sekali info tentang dieng yang kami dapat dari keluarga itu.

              Hari mulai gelap sore itu. Adzan Maghrib berkumandang, kami pun bergegas menuju masjid untuk melaksanakan ibadah shalat maghrib. Sungguh menakjubkan yang kami temui di sana, keadaan desa yang semula cukup ramai terhenti berganti menjadi sunyi ketika waktu shalat datang. Hampir seluruh warga berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan ibadah shalat secara berjamaah. Kekentalan agama Islam di desa itu memang cukup terasa. Selain warganya yang sangat religius, di desa itu juga banyak sekali terdapat masjid. Hem….keadaan ini sungguh sulit di temui di kota-kota besar kan. Kami sangat merasakan kedamaian dan kenyamanan berada di sekitar orang-orang yang religius itu. Ibadah shalat isya pun kami jamak saat itu juga karena setelah itu kami akan segera naik ke Si Kunir.
Setelah kami shalat, kami bergegas kembali menuju rumah penitipan motor dan segera bersiap diri untuk berangkat mendaki Si Kunir. Setelah kami berpamitan kepada keluarga itu, kami segera melangkahkan kaki meuju Si Kunir berbekal senter dan arah yang di jelaskan oleh keluarga itu untuk mencapai puncak Si Kunir.

               Sungguh pendakian yang tak mudah untuk menuju puncak si Kunir. Jalan yang gelap gulita saat itu, licin dan menanjak tajam kami lalui bersama. Nafas kami sempat sesak yang mengindikasikan bahwa kadar oksigen di daerah itu cukup tipis membuat hidung kami gatal dan sempat piulek. Dingin tetap kami rasakan sepanjang pendakian itu. Di sepanjang jalan kami melihat kearah bawah terdapat pemandangan yang luar biasa. Lampu-lampu dari desa-desa terlihat bak bintang yang berkelipan di lihat dari atas. Setelah melalui pendakian selama kurang lebih 2jam lamanya, akhirnya tibalah kami di puncak Si Kunir. Ternyata di puncak itu kami tak sendiri. Cukup banyak orang yang saat itu juga camping di puncak Si Kunir. Beruntung bagi kami tidak sendirian di atas bukit itu. Setelah sejenak beristirahat, bergegas kami mengeluarkan tenda pinjaman kami.hehe..kami selanjutnya mendirikan tenda itu. Kembali..kami temui orang-orang baik walaupun di pucuk bukit. Ya…kami mendapat teman-teman baru disana yakni orang-orang yang juga camping di tempat itu. Mereka kebanyakan berasal dari wonosobo. Mereka bersama membantu kami saat mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri, selanjutnya kami mulai memikirkan nasib perut kami. Ya…kami mulai menyalakan api untuk memasak. Ternyata untuk menyalakan bara api tak semudah yang kami kira. Butuh waktu lama nyatanya hingga bara api itu benar-benar menyala. Angin yang cukup kencang cukup merepotkan proses pembuatan bara api itu. Setelah bara api siap, segera kami memasak. Mie…adalah menu santapan kami malam itu. Setelah cukup kenyang makan mie. Kami memutuskan untuk beristirahat. Saat itu kami cukup galau karena tak adanya signal disana. Membuat cewe2 kami galau dan kami pun juga galau.hahaha…sedih….  Hah…..tidurku malam itu tak nyenyak. Aku kebagian tidur di paling samping. Sungguh dingin sekali. Angin bertiup begitu kencang membuatku semakin susah tidur. Baru sekitar jam1 aku meminta udin bergantian posisi. Setelah aku tidur ditengah ternyata cukup hangat dan akhirnya aku pun bisa terlelap.

           Tak terasa adzan subuh telah berkumandang…kami lekas terbangun. Sengaja kami bangun pagi-pagi untuk menikmati keindahan sunrise pagi itu. Sholat subuh pagi itu terasa amat berbeda, selain di tenda kami juga berwudhu dengan embun pagi.hahaha…sesuatu banget yah…setelah shlat kami pun segera menanak nasi dan mempersiapkan makanan untuk sarapan sambil kami menanti datangnya sunrise. Begitu luar biasa pemandangan pagi itu ketika sinar matahari mulai muncul menyinari tempat itu. Sungguh indah dan mempesona ketika kami melihat di sekitar kami. Terlihat gung sindoro, sumbing, bahkan merapi pun cukup tampak dari sana. Awan-awan menghiasi gunung-gunung itu. Sunrise semakin menambah keindahan pagi itu. Sungguh bagai negeri diatas awan. Puncak Si Kunir sungguh tempat yang luar biasa. Penasaran kayak apa suasana pagi itu…mari kita tengok jepretan kami pagi itu….







Bagaimana???Luar biasa indahnya kan..hehe..kami pun terkagum dengan keindahan yang ada.

            Setelah puas menikmati keindahan itu, kami pun memutuskan untuk turun. Setelah beres-beres kami pun mulai menuruni bukit nan indah itu. Sungguh baru pertama kali aku melihat pemandangan dari ketinggian yang seindah itu. Perjalanan kami menuruni bukit pun tak kalah menarik. Sepanjang jalan kami dapat melihat tanaman-tanaman yang tumbuh subur dan hijau. Sepanjang jalan itu pula kami melihat kentang.haha..cita-cita yang tertunda untuk memakannya.hehe. Setelah mengambil mengembalikan anglo dan senter, serta mebayar uang parkir yang seikhlasnya. Kami langsung cabut menuju ke objek selanjutnya.
Kompleks candi…adalah objek yang selanjutnya kami datangi. Sesuai dugaan..emang nyatanya disana ada candi.hehe..Selain Candi yang cukup menarik, disana aku pun mendapatkan bunga-bunga yang cukup indah yang hidup di kawasan candi itu. Di kawasan Candi itu juga akhirnya kami bisa merasakan rasanya buah carica khas dieng yang ternyata rasanya asam kecut dan jauh dari duggan kami. Cara makanya pun juga aneh, yaitu yang dimakan bukan daging buahnya tapi bijinya.ckckckc...Gak nyesel Cuma beli satu buah harga seribu..hehe. Disana juga kami membeli oleh-oleh yang berupa Carica juga, namun yang ini udah dalam kemasan dan berupa manisan.



         Setelah kami merasa puas dengan kegilaan kami di kompleks dieng…Akhirnya kami memutuskan untuk menyudahinya..Kami akhirnya pulang…Eitz….Perjalanan kami pulang ternyata menyajikan kejadian konyol dan menyedihkan juga loh….Tunggu cerita selanjutnya yah…Visit again.. thanks for your visitJ    

Flowers

Flowers
The beauty Arachnis

Serangga galau

Serangga galau
The Romantic Insect

Amblyphigi

Amblyphigi
Salah satu biota penghuni ekosistem Gua
 

Browse